Trik pemasaran itu salah satunya dari kemasan karena segmentasi pasar Hong Kong itu sangat visual
Denpasar (ANTARA) - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Hong Kong membantu memperluas peluang ekspor produk pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dari Bali karena potensi pasar yang besar baik dari sisi konsumen hingga kemudahan bea masuk.

“Trik pemasaran itu salah satunya dari kemasan karena segmentasi pasar Hong Kong itu sangat visual,” kata Konsul Perdagangan KJRI Hong Kong Ayu Wulan Sagita di sela diskusi Kementerian Keuangan (Kemeneku) Satu Bali terkait ekspor UMKM di Denpasar, Selasa.

Ia menganjurkan kepada 127 pelaku UMKM di Pulau Dewata yang menghadiri forum diskusi itu untuk memasarkan produk yang memiliki pembeda atau tidak sama dengan produk lainnya.

Ia mencontohkan produk kopi luwak apabila dikemas menarik diharapkan menonjolkan produk kopi yang eksotis.

“Kemasannya sekalian dibuat eksklusif karena masyarakat di sana sudah jenuh dengan produk yang biasa,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, ia juga membeberkan peluang peningkatan ekspor ke wilayah administratif khusus China itu di antaranya tidak adanya tarif bea masuk untuk impor atau ekspor.

Ia mengungkapkan hanya ada empat produk yang dikenakan cukai yakni minuman keras di atas 30 persen, tembakau, minyak hidrokarbon dan metil alkohol.

Kemudian kargo transhipment, imbuh dia, dibebaskan dari persyaratan perizinan impor/ekspor selama perusahaan pelayaran, maskapai penerbangan dan perusahaan angkutan terdaftar di Departemen Perdagangan dan Industri.

Ada pun 10 komoditas utama ekspor ke Hong Kong yakni batubara, perhiasan/permata, logam mulia, rokok dan tembakau olahan, elektronik, alas kaki, produk tekstil, ikan olahan, sarang burung walet hingga makanan dan minuman olahan.

Selain itu, UMKM Indonesia yang menjadi eksportir juga memiliki segmentasi pasar yang beragam sehingga perlu dilakukan penyesuaian sesuai target pasar.

Target konsumen itu yakni warga lokal setempat, turis dan diaspora Indonesia.

Ada pun jumlah warga Hong Kong pada 2023 mencapai sekitar 7,5 juta orang yang 100 persen tinggal di daerah perkotaan (urban) dengan pendapatan per kapita tergolong tinggi yakni 50.889 dolar AS dan ada 34 juta orang turis pada 2023.

Sedangkan jumlah diaspora Indonesia mencapai 168 ribu pada 2023 yang sebanyak 95 persen di antaranya bekerja di sektor informal atau asisten rumah tangga.

Tak hanya itu, tingkat penetrasi internet masyarakat setempat juga tergolong tinggi mencapai 93 persen sehingga memudahkan akses informasi dan produk yang ada di wilayah tersebut di atas 98 persen diekspor kembali, mengingat Hong Kong juga dikenal menjadi pusat perdagangan internasional.

Baca juga: KJRI Hongkong imbau WNI waspada Topan Saola
Baca juga: KJRI dorong PMI di Hongkong tingkatkan kompetensi diri


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024