Kami ingin pemakai busana kami tidak hanya bangga terhadap budaya Indonesia, tapi juga bangga berpartisipasi dalam budaya berkelanjutan.
Badung (ANTARA) - Perajin perhiasan asal Bali Komang Tri menampilkan aksesoris dari botol kaca bekas saat ikut berkolaborasi dalam ajang peragaan dari desainer busana Angela Trihapsari.

Pada ajang peragaan busana A local Pride & Sustainable Fashion Show Event di Kabupaten Badung, Bali, perhiasan dari botol kaca air mineral daur ulang itu dipadukan dengan koleksi fesyen berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Proses pembuatan perhiasan dengan konsep bottle cycle series ini kurang lebih satu bulan, jadi botol kaca yang ada dilebur kemudian dibentuk menjadi suatu bentuk yang dalam konsep ini membuat konsep tetesan air,” kata Komang Tri, di Badung, Selasa.
 
Desainer busana Angela Trihapsari pamerkan busana dari bahan berkelanjutan di Badung, Bali, Selasa (16/7/2024). ANTARA/Ni Putu Putri Muliantari/aa.


Ia mengungkapkan melalui karya itu ingin menyampaikan pesan bahwa barang-barang bekas pakai yang selama ini hanya dianggap sebagai sampah, seperti botol bekas minuman, ternyata memiliki suatu nilai apabila dapat diolah dengan baik dan melewati suatu proses kreatif.

“Seperti kita melihat pecahan kaca itu awalnya berpikir hanya menambah sampah dan berbahaya, tapi ternyata barang-barang seperti itu bisa menjadi suatu karya yang bernilai seni dan dapat digunakan,” ujarnya.

Dalam ajang peragaan busana di Midaz Bali itu, perhiasan perajin lokal tersebut dipadukan dengan pakaian karya Angela Trihapsari yang bertajuk Sumba Summer.

“Kami ingin pemakai busana kami tidak hanya bangga terhadap budaya Indonesia, tapi juga bangga berpartisipasi dalam budaya berkelanjutan,” ujar desainer sekaligus Founder JS Cultura itu pula.

Ia menjelaskan dalam busana kreasinya ada konsep dan komitmen berkelanjutan dengan menggunakan bahan tencel poplin, 100 persen linen dan embroidery cotton dengan tidak menggunakan bahan-bahan plastik termasuk dalam pengemasan produknya.

“Saya juga akan mendaur naik bahan yang tersisa menjadi kreasi fesyen baru, hal ini menekankan komitmen kami terhadap budaya berkelanjutan,” kata dia lagi.

Desainer busana itu mengatakan, melalui koleksi yang telah ditampilkan dalam peragaan di Midaz Bali, ia ingin memadukan budaya tradisional Indonesia dengan desain kontemporer dan mengerjakannya secara berkelanjutan.

“Jadi setiap helai koleksi ini terinspirasi oleh motif tradisional Sumba yang didesain dan dibuat untuk melestarikan sekaligus mempromosikan warisan budaya Indonesia yang beragam,” kata dia.
Baca juga: Pionir perajin perak Bali ingin buat sekolah desain perhiasan
Baca juga: Kemenperin beri bantuan mesin CNC untuk perajin perhiasan di Bali

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024