Surabaya (ANTARA) - Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga (Unair), Muhammad Syarif Satriyo Samudra mempunyai dua perusahaan PT Rejeki Bintang Samudra dan CV Mulya Samudra Maju Abadi yang bergerak di bidang budi daya rumput laut gracilaria.

"Kedua perusahaan ini memiliki keterkaitan. PT Rejeki Samudra merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang operator tambak budi daya rumput laut gracilaria. Perusahaan ini menggunakan lahan yang terbengkalai di wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik," kata Satriyo, sapaanya dalam keterangan di Surabaya, Selasa.

Satriyo mengatakan bahwa dirinya memulai usaha ini pada tahun 2020 hingga saat ini. Usaha itu bekerja sama dengan beberapa orang yang berada pada Ciputra Entrepreneur Club.

Baca juga: Kemenko Maritim-Unair kembangkan industri cangkang kapsul rumput laut

Ia dan beberapa mitra kerja sama membagi tugas, mulai dari pengelolaan budi daya rumput laut hingga manajemen pemasaran.

"Salah satu motivasi terbesar saya adalah pesan dari almarhum ayah, untuk dapat memberikan kontribusi pengembangan usaha budi daya rumput laut di sekitar area Sidoarjo. Meskipun tidak mudah, saya mencoba terus berinovasi sesuai dengan kebutuhan pemasaran dan pemanfaatan lahan kosong di sekitar area Sidoarjo," ucapnya.

Satriyo menjelaskan bahwa selama proses pelaksanaan usaha, salah satu tantangan dalam hal kontrol mental. Budi daya ini berkaitan dengan kondisi makhluk hidup, karena keberhasilan atau kegagalan itu tergantung pada makhluk budi daya yang dikelola.

"Kita harus mendekatkan diri kepada Tuhan untuk berdoa agar terus diberikan kelancaran dalam pelaksanaan usaha," katanya.

Ilmu yang didapatkan Satriyo selama kuliah pada Prodi Akuakultur, langsung diimplementasikan dalam perusahaan yang dimilikinya. Rumput laut gracilaria memiliki keunggulan, yakni masa panen yang singkat, sehingga memberikan manfaat perekonomian bagi para petani.

"Ilmu dan pesan dari dosen-dosen saya, sebagai mahasiswa akuakultur harus mampu menerapkan ilmu yang didapatkan selama kuliah melalui praktik budi daya secara langsung, sehingga tau kebenaran dari teori dan praktiknya. Meskipun saya masih aktif kuliah, saya harus pintar-pintar membagi waktu belajar dan keberlangsungan usaha yang saya jalankan," tuturnya.

Baca juga: Gubernur Jatim resmikan industri cangkang kapsul berbasis rumput laut

Baca juga: Kemenperin: Cangkang kapsul rumput laut Unair sangat potensial


Satriyo berpesan kepada seluruh mahasiswa, khususnya mahasiswa akuakultur untuk berani melaksanakan praktik. Potensi di Indonesia sebagai negara maritim, harus dimaksimalkan untuk dijadikan budi daya hasil pangan dari sektor kelautan.

"Selagi masih menjadi mahasiswa, jangan malu untuk membuat usaha, terlebih lagi dalam hal budi daya sektor akuakultur, kalau bukan dari diri kita siapa lagi yang akan menjaga potensi laut Indonesia," kata dia.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024