Phnom Penh (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Kamboja Hun Manet pada Senin (15/7) menyambut baik rencana raksasa produsen mobil listrik asal China, BYD, untuk mendirikan pabrik perakitan otomotif di negara Asia Tenggara tersebut.
Pernyataan itu disampaikannya dalam pertemuan dengan Manajer Umum Divisi Penjualan Otomotif BYD Asia-Pasifik Liu Xueliang di Istana Perdamaian (Peace Palace) di Phnom Penh, menurut pernyataan pers yang diunggah di kanal Telegram resmi sang PM.
"BYD berencana membangun sebuah pabrik perakitan kendaraan listrik di Kamboja, dengan kapasitas perakitan 20.000 unit per tahun guna memasok pasar domestik maupun internasional," ungkap pernyataan pers tersebut.
Pernyataan pers itu tidak menyebutkan kapan pabrik perakitan tersebut akan dibangun.
Kendaraan listrik (electric vehicle/EV) semakin populer di Kamboja lantaran biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakarnya lebih sedikit dan ramah lingkungan.
Pekan lalu, pemerintah meluncurkan Kebijakan Nasional tentang Pengembangan EV 2024-2030 yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah EV atau mobil listrik menjadi 30.000 unit, jumlah skuter listrik menjadi 720.000 unit, dan jumlah kendaraan listrik roda tiga menjadi 20.000 unit per 2030.
Saat ini, Kamboja telah mencatat total 1.614 unit mobil listrik, 914 unit skuter listrik, dan 440 unit kendaraan listrik roda tiga, papar Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi Kamboja, seraya menambahkan bahwa tiga merek EV paling populer di Kamboja adalah BYD asal China, Toyota asal Jepang, dan Tesla asal Amerika Serikat.
Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024