Diperkirakan kabut asap di wilayah Sumbar akan terus terjadi hingga tujuh hari ke depan,"
Bukittinggi (ANTARA News) - Global Atmospheric Watch (GAW) atau Stasiun Pemantau Atmosfir Global di Bukik Koto Tabang Kabupaten Agam, Sumatera Barat, mengungkapkan sebagian wilayah Sumbar diselimuti kabut asap.
"Diperkirakan kabut asap di wilayah Sumbar akan terus terjadi hingga tujuh hari ke depan," kata Kepala Stasiun GAW Bukik Koto Tabang Edison Kurniawan, Rabu.
Ia mengatakan, Stasiun GAW baru melihat kabut asap secara global dan belum merinci daerah mana saja yang terkena dampak kabut asap tersebut.
"Kabut asap yang menyelumuti wilayah Sumbar itu berasal dari Provinsi Riau," katanya.
Ia mengemukakan, dari hasil analisis data yang telah dikumpulkan terjadi peningkatan kosentrasi untuk partikel debu dan unsur karbondioksida dalam enam hari terakhir.
Data itu, katanya, juga ditunjang dengan data "hot spot" yang menemukan 571 titik api di Provinsi Riau selama 10 hari terakhir.
Ia menjelaskan, kondisi dinamika lapisan bumi teratas juga memperlihatkan ada kecenderungan kelembaban udara yang rendah, yang bisa menyebabkan faktor kekeringan di sebagian daerah di Sumbar.
"Kondisi demikian akan rentan terjadinya kebakaran hutan atau kebakaran di lahan kering sehingga menyebabkan kabut asap. Bahkan akan sulit untuk hilang," katanya.
Ia mengatakan, kabut asap akan semakin tipis dan bisa hilang jika terjadi hujan.
Dari pantauan satelit, katanya, potensi hujan akan tipis karena sulitnya pembentukan awan serta tingkat kelembapan yang cenderung cukup kering.
Kabut asap saat ini baru terpantau di Kota Bukittinggi, Kabupaten Agam, Kota Payakumbuh dan Kabupaten 50 Kota.
Ia menegaskan, kabut asap di sebagian wilayah Sumbar tersebut masih berada di ambang batas normal dan belum berpengaruh besar bagi kesehatan manusia.(*)
Pewarta: Hamriadi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014