Beijing (ANTARA) - China bersiap menghadapi awal musim banjir yang paling kritis tahun ini, dengan otoritas setempat diminta untuk mengadopsi "pemikiran mendasar" dan mempersiapkan diri untuk skenario terburuk dalam beberapa bulan ke depan.

Pertemuan tingkat tinggi yang diadakan pada Minggu (14/7) mempertemukan para pejabat dari Kantor Pusat Pengendalian Banjir dan Bantuan Kekeringan Negara China, Kementerian Manajemen Darurat China, dan departemen-departemen terkait lainnya, serta otoritas dari hampir separuh daerah setingkat provinsi di China.

Untuk memastikan respons yang kuat, otoritas diinstruksikan untuk "memobilisasi ulang, mengerahkan kembali, dan memeriksa ulang" rencana tanggap darurat mereka, tanpa menyisakan ruang untuk kesalahan. Tujuannya jelas, yakni untuk memenangkan pertempuran melawan musim banjir di berbagai lini.

Di China, istilah "Qi Xia Ba Shang", yang berarti akhir Juli dan awal Agustus, mengacu pada puncak musim banjir. Dalam periode ini, curah hujan tinggi dan angin topan menyebabkan ketinggian air meningkat, sehingga menimbulkan ancaman yang signifikan bagi masyarakat yang tinggal di area sepanjang sungai, sekitar danau, dan garis pantai.

Menurut prakiraan cuaca, ketujuh daerah aliran sungai utama di China berpotensi mengalami banjir pada periode tersebut, yang juga berpotensi tinggi diterpa topan yang bergerak ke arah utara menuju daerah-daerah di pedalaman dan peningkatan frekuensi kejadian cuaca yang intens dan ekstrem, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan.

Mengingat situasi banjir berpotensi menjadi "kompleks dan parah", Kementerian Manajemen Darurat China mengatakan dalam pertemuan tersebut bahwa rasa puas diri atau rasa aman palsu harus dihilangkan, dan menyerukan agar "mode tanggap darurat penuh" diaktifkan.

Otoritas di seluruh China telah diminta untuk mengintensifkan inspeksi bendungan dan tindakan tanggap cepat, dengan fokus pada area-area berisiko tinggi seperti Sungai Yangtze dan waduk-waduk besar.

Langkah-langkah proaktif diperlukan untuk memperkuat bagian-bagian yang rentan dari sistem pertahanan banjir, dengan perhatian khusus diberikan pada banjir di gunung, bencana geologi, dan genangan air di perkotaan.

Otoritas memastikan siap bekerja untuk memastikan kesejahteraan para personel tanggap bencana banjir di garis depan dan penduduk yang dievakuasi, memberikan dukungan medis, pencegahan sengatan panas, dan bantuan relokasi.

Sementara itu, di daerah-daerah yang telah dilanda banjir, upaya desinfeksi dan pembersihan menyeluruh akan dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit.

Menurut prakiraan cuaca terbaru, curah hujan tinggi diperkirakan akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan, dengan sabuk hujan utama diperkirakan akan bergerak ke arah utara dari 14 hingga 18 Juli.

Hal ini akan membawa curah hujan ekstrem yang berkelanjutan ke Cekungan Sichuan, Dataran Jianghan, dan daerah-daerah di sepanjang Sungai Yangtze dan Sungai Huaihe, sehingga meningkatkan risiko banjir, tanah longsor, dan genangan air di perkotaan.

Tahun ini, musim banjir di China terjadi lebih awal dari biasanya dan membawa curah hujan tinggi serta banjir yang lebih parah dari tahun-tahun sebelumnya. Negara ini telah mengalami serangkaian periode hujan yang ditandai dengan frekuensi dan intensitas yang tinggi.

Sebuah contoh penting terjadi di cekungan Sungai Mutiara, yang mencatat enam kejadian banjir berbeda pada April, dua bulan lebih cepat dari jadwal biasanya.

Sejauh ini, telah terjadi 20 kejadian banjir yang signifikan di sungai-sungai besar di China, yang menandai peningkatan substansial. Ketinggian air di sejumlah sungai kecil dan menengah telah naik di atas batas peringatan, dengan laju kenaikan yang mengkhawatirkan.

Jumlah kumulatif sungai yang mencatatkan ketinggian air di atas batas peringatan mencapai 786 sungai di 24 daerah setingkat provinsi, yang menunjukkan peningkatan 2,2 kali lipat dibandingkan dengan rata-rata periode yang sama pada tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, China menorehkan hasil penting dari upaya pengendalian banjir dan bantuan bencana.

Negara itu memobilisasi berbagai sumber daya untuk mendukung operasi penyelamatan, menyediakan pasokan darurat, dan membantu pekerjaan rekonstruksi pascabencana setelah banjir yang dipicu hujan berkepanjangan melanda beberapa bagian negara itu.

Sejak musim banjir dimulai tahun ini, Kementerian Keuangan China dan Kementerian Manajemen Darurat China telah mengalokasikan dana lebih dari 1,8 miliar yuan atau sekitar 255,49 juta dolar AS dari anggaran pusat untuk bantuan bencana.

Negara itu juga mengatur penyaluran berton-ton pasokan bantuan bencana dan mengirim puluhan ribu personel penyelamat ke daerah-daerah yang terdampak.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024