Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu sore, bergerak menguat sebesar 110 poin menjadi Rp11.763 dibanding sebelumnya Rp11.873 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali terapresiasi pada Rabu ini setelah sempat terkoreksi kemarin (Selasa, 18/2). Penguatan rupiah masih ditopang dari sentimen domestik," ujar pengamat pasar uang dari Bank Himpunan Saudara, Rully Nova di Jakarta, Rabu.

Menurut dia, tren mata uang domestik masih di area positif sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia yang positif pada tahun ini.

"Fundamental ekonomi yang positif salah satunya dilihat dari ekspektasi tren inflasi yang stabil, serta defisit neraca perdagangan Indonesia yang juga diproyeksikan menyusut, ditambah besaran suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate) dinilai masih memiliki imbal hasil yang menarik untuk investasi," ujarnya.

Dari eksternal, lanjut Rully, ekonomi Amerika Serikat juga belum mendukung sepenuhnya untuk the Fed melanjutkan pengurangan stimulus keuangannya (tapering off).

"Diperkirakan AS tidak akan terlalu agresif melakukan tapering, kondisi itu yang mendorong dolar AS akan tertekan terhadap mata uang dunia," ucapnya.

Ia mengatakan, meski AS tetap melanjutkan tapering off, pelaku pasar juga sudah mengantisipasi hal itu sehingga dolar AS belum cukup kuat untuk kembali ke arah penguatan.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini (19/2), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.850 dibanding sebelumnya (18/2) di posisi Rp11.826 per dolar AS.


Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014