Los Angeles (ANTARA) - Suhu permukaan global pada Juni tercatat 1,22 derajat Celsius di atas rata-rata abad ke-20 yang sebesar 15,5 derajat Celsius, menjadikannya rekor suhu terpanas pada Juni dan rekor suhu global tertinggi selama 13 bulan berturut-turut, demikian menurut sebuah laporan baru yang dirilis oleh Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional (National Oceanic and Atmospheric Administration/NOAA) Amerika Serikat (AS) pada Jumat (12/7).

Ada hampir 60 persen kemungkinan bahwa tahun 2024 akan menjadi tahun terpanas yang pernah tercatat dan 100 persen kemungkinan tahun 2024 akan masuk ke dalam peringkat lima besar, kata Pusat Informasi Lingkungan Nasional (National Centers for Environmental Information), sebuah divisi di bawah NOAA, dalam laporannya.

Laporan tersebut menemukan bahwa suhu pada Juni tercatat di atas rata-rata di sebagian besar permukaan darat global kecuali Kanada bagian barat, sebagian besar Greenland, Amerika Selatan bagian selatan, Rusia barat laut, Asia bagian timur, Australia timur, dan sebagian besar Antarktika timur.

Afrika, Asia, dan Amerika Selatan masing-masing mencatatkan rekor suhu terpanas pada Juni, sementara Eropa mencatatkan suhu terpanas kedua.

Suhu permukaan laut berada di atas rata-rata di sebagian besar wilayah, sementara sebagian kawasan Pasifik timur dan Pasifik tenggara tropis berada di bawah rata-rata. Lautan global telah mencatatkan rekor suhu terpanas sejak April 2023, menurut laporan tersebut.

Selain itu, laporan tersebut menunjukkan bahwa pada periode Januari-Juni, suhu permukaan global mencapai 1,29 derajat Celsius di atas rata-rata abad ke-20, menjadikannya periode terpanas yang pernah tercatat. Amerika Selatan, Eropa, dan Afrika masing-masing mencatatkan periode terpanas sepanjang tahun ini, sedangkan Amerika Utara mencatatkan periode terpanas kedua.

Luas tutupan salju di Belahan Bumi Utara pada Juni merupakan yang terkecil ke-12 yang pernah tercatat. Secara umum, tutupan salju berada di bawah rata-rata di sebagian besar wilayah kecuali sebagian Siberia bagian barat dan sebagian kecil China, Pakistan, dan Kanada barat jauh, yang berada di atas rata-rata, urai laporan itu.

Lebih lanjut laporan tersebut mengungkapkan bahwa luas es laut global merupakan yang terkecil kedua dalam rekor 46 tahun terakhir dengan luas 8,75 juta mil persegi (1 mil persegi = 2,5 km persegi), yakni 810.000 mil persegi di bawah rata-rata tahun 1991-2020.

Pewarta: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024