Tahun depan akan ada lagi kejutan

Jakarta (ANTARA) - Unit Pengelola (UP) Museum Kebaharian Jakarta mengenalkan sosok Ir Djuanda sebagai pahlawan bahari melalui penamaan salah satu ruangan ke publik di museum sejarah kelautan nusantara Jakarta Utara itu.

“Kami resmi menamakan ruang serba guna ini sebagai ruang Ir Djuanda dan ini melalui izin dari keluarga dan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,” kata Kepala UP Museum Kebaharian Mis’ari di Jakarta, Senin.

Ia mengatakan penamaan ini dilakukan karena peran tokoh itu yang berhasil menjaga wilayah laut nusantara menjadi satu kesatuan.

Sebelumnya, luas laut nusantara sesuai dengan Territoriale Zee en Maritieme Kringen Ordonantie atau Ordonansi Lingkungan Maritim dan Teritorial Laut tahun 1939 yakni tiga mil dari lepas pantai masing-masing pulau di Indonesia.

Baca juga: Pengelola luncurkan buku sejarah bangunan Museum Bahari

Kondisi ini, lanjutnya membuat banyak celah di wilayah laut Indonesia seperti antara Jawa dan Kalimantan, Jawa dengan Sumatera hingga Jawa dengan Sulawesi terdapat laut-laut bebas yang dapat membahayakan kesatuan dan persatuan Indonesia karena berpotensi dimanfaatkan banyak pihak.

Lalu, Ir Djuanda bersama tim terus berjuang di meja perundingan internasional hingga lahir regulasi yang membuat laut nusantara menjadi satu kesatuan yang utuh.

“Ini yang coba kami perkenalkan kembali di ruangan ini, selain memberi nama, juga ada pajangan tentang sosok Ir Djuanda yang membuat pengunjung paham akan kiprah memperjuangkan batas-batas laut Indonesia di meja perundingan,” kata dia.

Menurut dia, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan keluarga dan ada sejumlah barang milik Ir Djuanda yang akan diserahkan ke UP Museum Kebaharian untuk dipajang nantinya mulai dari catatan tangan saat konvensi, foto dan lainnya.

Baca juga: Museum Bahari Jakarta buka Ruang Pameran Garis Nol Meridian Batavia

“Ruangan ini merupakan ruang publik yang banyak dilintasi pengunjung dan kehadiran ruang Ir Djuanda ini diharapkan membuat generasi muda mengetahui sosok pahlawan bahari ini,” kata dia.

Ia mengatakan dalam perayaan HUT ke-479 DKI Jakarta dan HUT ke-47 Museum Kebaharian pihaknya memberikan nama ruang ini sebagai Ruang Ir Djuanda dan juga menerbitkan buku sejarah tentang bangunan Museum Kebaharian yang dulunya sebagai gudang rempah di Batavia hingga menjadi museum.

“Tahun depan akan ada lagi kejutan yang akan kami lakukan bisa saja dengan membuat film tentang Ir Djuanda atau lainnya,” katanya.

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024