"Uji coba bus tingkat pariwisata sudah dimulai sejak Selasa (18/2) dan akan berlangsung sampai Minggu (23/2). Sedangkan, operasional resmi mulai dilakukan pada Senin, pekan depan," kata Kepala Dinas Pariwisata DKI Arie Budhiman di Jakarta, Rabu.
Menurut dia, selama masa uji coba, bus tingkat tersebut tidak diperuntukkan untuk umum, sehingga warga yang ingin mencoba mengendarainya harus bersabar hingga beroperasi secara resmi.
"Warga tidak boleh naik dulu, karena dalam uji coba ini kita mau melihat performanya secara keseluruhan, mulai dari sopir, pemandu wisata, performa bus dan juga rute," ujar Arie.
Terkait waktu operasional yang tidak sesuai dengan jadwal yang direncanakan, yakni akhir Januari atau awal Februari, dia menuturkan hal tersebut disebabkan proses surat-surat dan administrasi yang membutuhkan waktu lama.
"Ini bus varian baru dan diimpor dalam keadaan Complete Build Up (CBU), sehingga ada prosedur yang harus dipenuhi, seperti uji kelaikan, dokumen impor, izin dari Kementerian Perhubungan dan Kementerian Perindustrian, nomor polisi dan lain-lain," tutur Arie.
Nantinya, dia mengungkapkan setelah resmi dioperasikan, terdapat empat petugas yang ditempatkan di setiap bus tingkat dalam satu kali perjalanan, yaitu sopir, pemandu wisata, kondektur on board dan polisi pariwisata.
"Untuk polisi pariwisata, kita bekerja sama dengan Polda Metro Jaya. Sedangkan, pemandu wisata berasal dari himpunan pariwisata Indonesia dan Komunitas Historia," ungkap Arie.
Sementara itu, dia menambahkan anggaran pemeliharaan untuk lima bus tingkat tersebut adalah sebesar Rp4,5 miliar per tahun, termasuk di dalamnya biaya perawatan, bahan bakar solar dan gaji sopir.
Rute yang akan dilewati, yakni Bundaran Hotel Indonesia (HI), Sarinah, Musium Nasional, Halte Santa Maria, Gedung Kesenian Jakarta, Masjid Istiqlal, Medan Merdeka Utara, Balai Kota DKI dan kembali lagi ke Bundaran HI. Waktu operasionalnya mulai dari jam 09.00 hingga 21.00 WIB. (R027)
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014