Harbin (ANTARA) - Berdiri di depan stasiun kereta yang ramai di Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, China, seorang arsitek veteran bernama Li Lili (43) dengan jelas mengingat betapa penuh dan kacaunya stasiun tersebut 20 tahun lalu.

"Beton raksasa berwarna abu-abu dipenuhi dengan teriakan yang memekakkan telinga dan para pelancong yang kehilangan arah: itulah kesan pertama saya terhadap stasiun kereta terbesar di provinsi ini," kata Li.

Saat Li berjalan melewati bangunan beton yang penuh sesak, Li tidak pernah membayangkan dirinya menjadi seorang desainer dan membantu inovasi stasiun-stasiun tersebut.

Selama kariernya, banyak stasiun kereta di China telah berevolusi dari sekadar gerbang masuk untuk penumpang menjadi kompleks transportasi modern yang multifungsi, sehingga mengubah pengalaman perjalanan.

"Untuk waktu yang lama, bepergian dengan kereta di China merupakan pilihan yang ceroboh bagi banyak orang, dengan kepadatan penumpang terus-menerus di pintu masuk stasiun dan di peron," tutur Li.
 
      Dua orang penumpang berjalan di alun-alun selatan Stasiun Kereta Harbin di Harbin, Provinsi Heilongjiang, China, pada 29 September 2023. (Xinhua/Wang Jianwei)

Li menjelaskan bahwa, dahulu, karena jalur kereta terutama dibangun untuk kereta kargo, banyak stasiun penumpang yang hanya menjadi fasilitas pendukung, tanpa adanya pedoman, pengalihan jalur, serta layanan penting lainnya bagi penumpang.

Segalanya mulai berubah pada 2008. Munculnya kereta cepat secara signifikan memangkas waktu perjalanan dengan kereta, sehingga memicu peningkatan pesat dalam permintaan perjalanan dan pengembangan stasiun kereta generasi baru.

Li mencatat bahwa banyak stasiun kereta memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meningkatkan layanan mereka demi kenyamanan penumpang.

"Contohnya adalah jalur layang yang diterima secara luas di stasiun-stasiun yang direnovasi atau baru dibangun, yang menghubungkan berbagai peron dari atas," kata Li.

Dia pun menambahkan bahwa inovasi ini sangat mengurangi persimpangan rute penumpang di dalam stasiun, sehingga menghindari kepadatan dan membantu para pelancong mencapai kereta mereka dengan lebih mudah dan cepat.
 
   Petugas kereta api memeriksa tiket penumpang di Stasiun Kereta Harbin di Provinsi Heilongjiang, China, pada 14 Januari 2006. (Xinhua/Li Yong)

Perubahan lain dalam desain stasiun kereta melibatkan integrasi budaya lokal. "Tren ini dibarengi dengan perluasan lebih lanjut jaringan kereta cepat China serta peningkatan perjalanan yang dipersonalisasi sejak sekitar 2016," urai Li.

Dia mengatakan bahwa baik wisatawan maupun pemerintah daerah kini mengharapkan stasiun-stasiun kereta berfungsi sebagai landmark perkotaan, bukan sekadar gerbang masuk, yang menunjukkan karakteristik unik dari destinasi perjalanan.

"Skyline ikonik di stasiun kereta Harbin direnovasi pada 2018. Saya menggabungkan elemen gaya Eropa ke dalam desain ulang stasiun kereta di Kota Mudanjiang, menyoroti sejarah unik perpaduan budayanya," kata Li.

Sebagai seorang arsitek, Li telah terlibat dalam perancangan lebih dari 100 stasiun kereta selama puluhan tahun kariernya, serta terus-menerus membentuk kembali stasiun kereta untuk generasi berikutnya.

"Dengan semakin banyaknya orang yang menyukai moda perjalanan baru seperti wisata pengalaman (experiential tourism) dan wisata kota, stasiun kereta menjadi subpusat kota. Di sejumlah kota, seperti Hangzhou dan Chongqing, stasiun kereta kini terintegrasi dengan akomodasi, hiburan, dan transportasi perkotaan," katanya.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024