Jakarta (ANTARA) - Menunda kehamilan terkadang perlu dilakukan di berbagai kondisi, terutama saat pasangan suami-istri belum siap untuk memiliki momongan.

Bagi beberapa pasangan, kehamilan menjadi salah satu momen hidup yang paling ditunggu. Namun, ada juga yang menunda atau mencegah kehamilan karena alasan tertentu, seperti kesehatan, perencanaan keluarga, atau pertimbangan pribadi.

Menunda kehamilan juga dapat dipertimbangkan guna menurunkan angka kematian ibu dan bayi karena kehamilan yang tidak diinginkan ataupun jarak kelahiran yang terlalu dekat.

Berikut ini terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan bagi pasangan suami istri yang berencana ingin menunda kehamilan.

Cara tunda kehamilan

1. Hindari berhubungan intim pada masa subur

Berhubungan intim pada masa subur wanita dapat meningkatkan peluang kehamilan tinggi. Masa subur merupakan masa ovulasi yaitu ketika ovarium melepaskan sel telur karena sel telur sudah siap dibuahi sperma di mana peluang untuk hamil paling besar terjadi.

Masa subur sebagai periode siklus menstruasi, biasanya dimulai sejak hari ke-12 hingga ke-14 dari hari pertama menstruasi. Untuk mengetahui masa subur, wanita dapat menggunakan alat bantu seperti kalender ovulasi atau melakukan tes ovulasi.

2. Menggunakan kondom

Kondom merupakan alat kontrasepsi yang dipasang pada alat kelamin laki-laki untuk mencegah masuknya sperma ke dalam vagina ketika sedang berhubungan intim. Kondom bersifat sekali pakai, memiliki keunggulan melindungi dari penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), harga terjangkau, dan tersedia secara luas.

Selain itu, juga terdapat kondom yang bisa dipakai perempuan, berupa plastik yang dipasang menyelubungi vagina. Di bagian ujungnya terdapat cincin plastik yang berperan untuk menyesuaikan posisi alat kelamin pria ketika berhubungan. Kondom wanita juga melindungi dari Infeksi Menular Seksual (IMS), namun efektivitasnya lebih rendah dibandingkan kondom pria.

3. Pil KB

Alat kontrasepsi Pil KB ini yang paling banyak digunakan untuk mencegah atau menunda kehamilan. Pil KB merupakan obat yang mengandung hormon estrogen dan progesteron, berfungsi untuk mencegah terjadinya ovulasi. Terdapat dua jenis pil KB, yaitu pil KB kombinasi dan pil yang hanya mengandung progesteron.

4. KB Suntik

Alat kontrasepsi berupa suntik ada dua jenis, yakni KB suntik dengan efektivitas tiga bulan dalam mencegah kehamilan, dan KB suntik yang hanya efektif selama satu bulan. Metode ini diyakini lebih efektif daripada mengonsumsi pil KB. Namun, biayanya relatif mahal dan tidak memberikan perlindungan sepenuhnya dari penyakit menular seksual.

5. IUD

Alat kontrasepsi IUD (intrauterine device) berbentuk seperti huruf T yang dipasang pada rahim untuk menghalangi sperma dari proses pembuahan. IUD memiliki dua, yaitu IUD tembaga seperti ParaGard yang dapat digunakan selama 10 tahun, dan IUD dengan kandungan hormon seperti Mirena yang perlu diganti setiap lima tahun.

6. KB Implan

KB Implan merupakan alat kontrasepsi dengan bentuk seukuran batang korek api dan dimasukkan ke bagian bawah kulit, biasanya pada lengan bagian atas. KB implan akan mengeluarkan hormon progestin secara perlahan, dan bisa mencegah terjadinya kehamilan hingga tiga tahun.

KB implan terbilang mahal dan memiliki beberapa efek samping, seperti menstruasi tidak teratur, pembengkakan dan memar pada area kulit yang terpasang, dan tidak efektif untuk mencegah penularan IMS.

7. Menyusui ASI

Menyusui ASI eksklusif selama enam bulan setelah melahirkan dapat menunda kehamilan, karena dikontrol oleh dua hormon utama, yaitu prolaktin dan oksitosin. Prolaktin berfungsi merangsang produksi ASI, sedangkan oksitosin bertugas untuk mengalirkan ASI ke payudara.

Meningkatnya hormon prolaktin mencegah terjadinya ovulasi. Kontrasepsi ini disebut medote amenore laktasi bisa dilakukan selama siklus menstruasi wanita belum kembali lagi.

Perlu diperhatikan, penggunaan beberapa alat kontrasepsi ini harus melalui konseling oleh dokter atau tenaga kesehatan terlatih untuk bisa memilih dan menentukan kontrasepsinya untuk melakukan penundaan kehamilan.


Baca juga: Mengenal Amenore Laktasi: kontrasepsi alami tunda kehamilan

Baca juga: Pakai kondom untuk cegah penyakit menular seksual sampai 90 persen

Baca juga: Guru besar UI: Susuk KB pilihan terbaik kontrasepsi

 

Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024