Kami melayani 150 juta transaksi per hari. Di saat yang sama, paralel kami juga mengembangkan sistem keamanannya secara berlapis dan kemudian secara periodik, ya, ada waktunya, kami juga berkoordinasi

Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA berkomitmen untuk terus mengembangkan sistem keamanan siber secara berlapis dan dilakukan secara periodik sehingga seluruh data nasabah dipastikan tetap aman.

Hal itu disampaikan Executive Vice President (EVP) Corporate Communication and Social Responsibility BCA Hera F. Haryn, merespons maraknya isu peretasan siber belakangan ini.

“Kami melayani 150 juta transaksi per hari. Di saat yang sama, paralel kami juga mengembangkan sistem keamanannya secara berlapis dan kemudian secara periodik, ya, ada waktunya, kami juga berkoordinasi,” kata Hera saat dijumpai media di Menara BCA, Jakarta, Senin.

Hera menyampaikan, BCA juga menyiapkan sejumlah titik untuk pengamanan siber. Dia mencatat, terdapat empat pusat data (data center) yang digunakan BCA untuk backup data seluruh nasabah.

“Backup data itu penting banget. Kami sampai saat ini, kalau tidak salah, punya tiga atau empat data center yang ada di beberapa kota di Indonesia. Itu penting sekali. Jadi ketika satu yang down atau hiccup (tersendat), itu kita bisa tarik,” kata dia.

Hera juga menegaskan, BCA terus memperbaiki sistem keamanan siber dan mencari solusi terbaik untuk mengantisipasi gangguan yang tidak diinginkan. Dengan langkah yang tepat, harapannya transisi pengamanan dapat dilakukan secara lebih cepat agar nasabah tetap bisa melakukan transaksi dengan sempurna seperti biasanya.

Sebelumnya dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Senin (8/7), Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae meminta kepada masing-masing bank untuk memperkuat sistem keamanan siber di tengah maraknya peretasan siber.

OJK telah menetapkan standar manajemen risiko penggunaan sistem Informasi Teknologi (IT) di bank melalui Peraturan OJK (POJK) Nomor 29 Tahun 2022 tentang Ketahanan dan Keamanan Siber bagi Bank Umum.

Dian menyampaikan, bank harus melakukan review sistem secara berkala dan memastikan penggunaan sistem IT yang paling mutakhir dengan perlindungan maksimal.

Adapun salah satu isu penting yang ditekankan OJK yaitu terkait waktu pemulihan (recovery time) jika terjadi serangan siber. Bank diharapkan dapat menetapkan target pemulihan yang singkat sekitar 1-2 jam untuk pelayanan utama yang diperlukan oleh nasabah.

Baca juga: BCA catat pengguna "paylater" tumbuh 108 persen hingga Mei 2024
Baca juga: BCA Finance dan BCA Multi Finance dapat persetujuan OJK untuk merger
Baca juga: BCA Syariah: Pembiayaan UMKM capai Rp1,9 triliun hingga Maret 2024

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024