"Kami menyambut positif pembukaan kembali Candi Borobudur untuk wisata, meskipun masih terbatas di zona II, belum bisa sampai di zona I karena akan memberi harapan baik untuk pedagang bisa memperoleh penghasilan dari jualan mereka," kata seorang pedagang suvenir di Zona II Luar TWCB yang juga Wakil Ketua Forum Rembug Klaster Kepariwisataan Candi Borobudur Basiyo di Borobudur, Rabu.
Ia mengatakan hampir seminggu terakhir, setelah hujan abu Gunung Kelud di Jawa Timur yang sampai Borobudur, Jumat pagi pekan lalu, para pedagang tidak bisa berjualan karena candi Buddha terbesar di dunia itu ditutup untuk kegiatan wisata.
Menurut dia para pedagang juga ikut membersihkan kawasan Taman Wisata Candi Borobudur, khususnya lingkungan mereka berjualan dan Candi Borobudur dari abu vulkanik Gunung Kelud.
Seorang pengurus Destination Management Organitation Local Working Group Kepariwisaan Candi Borobudur Umar Chusaeni juga menyambut positif kebijakan membuka kembali aktivitas wisata di Candi Borobudur ini.
"Ini kebijakan sangat baik karena orang berkunjung ke Borobudur memang tidak harus naik ke candi, kalau memang belum memungkinkan. Kemegahan Candi Borobudur sebenarnya juga bisa dinikmati dari zona II," kata dia.
Kepala Unit TWCB Bambang Irianto membenarkan bahwa mulai Rabu, aktivitas wisata Candi Borobudur dibuka kembali meskipun masih di area zona II.
"Sampai sekitar pukul 08.00 WIB, ini sudah ada rombongan wisatawan pelajar dari Banyumas yang ke Borobudur, jumlahnya sekitar 50 siswa," katanya.
Pihaknya mengeluarkan kebijakan menurunkan tiket masuk TWCB dari yang biasanya Rp30.000 untuk wisatawan umum menjadi Rp20.000, pelajar dan anak yang biasanya Rp12.500 menjadi Rp9.000, dan wisatawan mancanegara yang biasanya 20 dolar Amerika Serikat menjadi 14 dolar.
"Kebijakan penurunan tarif tiket itu, berlaku sampai kondisi Candi Borobudur pulih sepenuhnya dan pengunjung bisa naik ke candi," katanya.
Pewarta: M. Hari Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014