Washington (ANTARA News) - Pemerintah Presiden AS Barack Obama sedang mempertimbangkan untuk membayar gaji sebagian pasukan gerilyawan dan menyediakan lebih banyak angkutan serta informasi intelijen untuk membantu oposisi Suriah.
AS berusaha mencari lebih banyak pilihan guna membantu menembus kebuntuan baik di medan tempur maupun dalam pembicaraan perdamaian, demikian laporan The New York Times pada Selasa (18/2).
Selain itu, Presiden Barack Obama dan pemimpin lain Barat telah menyampaikan keberatan mereka terhadap usul dari Arab Saudi dan negara lain untuk menyalurkan lebih banyak senjata canggih guna memperkuat kelompok gerilyawan, termasuk senjata jinjing anti-pesawat --yang sering disebut manpads," kata surat kabar tersebut, yang mengutip beberapa pejabat pemerintah.
Sehubungan dengan berkembangnya kekuasaan Presiden Suriah Bashar al-Assad selama satu tahun belakangan, sebagaimana dikatakan dinas intelijen AS, para kepala dinas rahasia dari negara yang dikenal sebagai teman-teman Suriah bertemu secara diam-diam di Washington pekan sebelumnya. Mereka membahas "cara terbaik untuk menyediakan bantuan baru mematikan bagi kelompok gerilyawan", kata surat kabar tersebut.
Pertemuan itu, katanya, "mencerminkan kepercayaan jalur diplomatik telah habis kecuali Bashar mengalami kemunduran besar militer", demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi.
Babak kedua perundingan Konferensi Internasional Jenewa II mengenai Suriah berakhir pada Sabtu (15/2) tanpa hasil nyata. Pemerintah Suriah serta oposisi bahkan tak bisa menyepakati tanggal bagi babak berikutnya pembicaraan.
Obama tak bersedia terlibat langsung dalam konflik Suriah sejak konflik tersebut meletus pada Maret 2011, dan mundur dari satu janji untuk melancarkan serangan rudal jelajah terhadap sasaran pemerintah pada September, setelah Bashar setuju untuk memusnahkan simpanan senjata kimia negerinya.
Di dalam pertemuannya dengan Raja Abdullah II dari Jordania pada Jumat, Obama berjanji akan melakukan "beberapa tindakan segera" guna membantu meredakan situasi kemanusiaan di Suriah dan "beberapa langkah penengahan" untuk memberi tekanan lebih besar pada Pemerintah Bashar.
Beberapa pejabat pemerintah mengatakan pilihan yang sedang dikaji tidak meliputi pasokan langsung senjata yang lebih berat dan lebih canggih buat gerilyawan, atau melancarkan serangan udara.
Sebagian gerilyawan Suriah menerima senjata dan pelatihan di bawah program terbatas Dinas Intelijen Pusat, kata The New York Times.
(C003)
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014