Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal (Ditjen) Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) melaporkan bahwa kedatangan orang asing ke Indonesia periode Januari hingga Juni 2024 naik 7,28 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

Selama Januari–Juni 2024, Ditjen Imigrasi mencatat sebanyak 5.086.765 warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia. Sementara itu, pada bulan Januari–Juni 2023 hanya terdapat 4.741.343 orang WNA.

"Saya kira ini progres yang bagus. Kami makin baik dan begitu pula harapan saya untuk periode-periode berikutnya," ucap Direktur Jenderal (Dirjen) Imigrasi Silmy Karim dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Dari seluruh WNA yang masuk ke Indonesia pada Semester I 2024, sebanyak 3.470.954 orang, di antaranya menggunakan visa on arrival (VoA) dan visa kunjungan.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, dan Bandara Internasional Yogyakarta menjadi tiga bandara yang paling banyak dilewati pelintas mancanegara.

Sementara itu, tiga pelabuhan internasional dengan volume perlintasan terbesar adalah Ferry Terminal Batam Center, Pelabuhan Citra Tritunas Batam, dan Pelabuhan Tanjung Balai Karimun yang ketiganya berada di Kepulauan Riau.

"Digitalisasi layanan yang kami terapkan cukup efektif dengan pengajuan visa secara online melalui evisa.imigrasi.go.id, penggunanya terkoneksi dengan autogate di bandara-bandara besar," kata Silmy.

Dirjen Imigrasi menjelaskan bahwa digitalisasi layanan merupakan implementasi dari pelaksanaan fungsi fasilitator pembangunan kesejahteraan masyarakat. Hal itu untuk mendukung ekosistem kemudahan berbisnis dalam bidang perizinan keimigrasian.

Menurut dia, layanan visa menjadi pionir pelayanan publik di Indonesia dalam memfasilitasi pembayaran penerimaan negara secara daring langsung dari luar negeri menggunakan kartu kredit.

Silmy menekankan bahwa pihaknya fokus pada peningkatan layanan publik berbasis digital, termasuk juga menyiapkan infrastruktur di perlintasan dan pengintegrasian sistem dengan basis data imigrasi.

"Kami inginkan seamless experience (pengalaman yang mulus), pengalaman layanan Imigrasi yang mudah dan cepat yang bisa dirasakan WNA yang akan datang ke Indonesia, tentunya tanpa mengabaikan unsur selective policy (kebijakan selektif)," kata Silmy.

Baca juga: Dirjen Imigrasi: RUU Keimigrasian perkuat respon pada dinamika global
Baca juga: Ditjen Imigrasi gelar Dengar Pendapat Publik tentang RUU Keimigrasian

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2024