Kantor Berita Pusat Korea pada Senin melaporkan bahwa Korea Utara mengatakan Jepang dan Jerman sebagai dua negara yang kalah dalam Perang Dunia II, “berkolusi” untuk terlibat dalam latihan perang yang telah meningkatkan ketegangan regional.
Diketahui bahwa Kishida bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di Berlin pada Sabtu (13/7) untuk meningkatkan kerja sama keamanan di kawasan Indo-Pasifik.
Kedua negara menandatangani perjanjian untuk menyederhanakan proses pembagian makanan, bahan bakar, dan amunisi antara Pasukan Bela Diri Jepang dan militer Jerman.
Korea Utara lebih lanjut mengklaim bahwa Jepang mempertaruhkan kelangsungan hidupnya dengan memperkuat hubungan militer dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tampaknya hal itu karena adanya kekhawatiran Jepang akan menyusutnya kekuatan global oleh Amerika Serikat.
Korea Utara juga mengecam langkah NATO yang memperluas kerja sama dengan negara-negara di kawasan Indo-Pasifik, seperti Korea Selatan dan Jepang, di tengah perang berkepanjangan yang dilakukan Rusia di Ukraina dan berkembangnya hubungan antara Korea Utara dan Rusia.
Tak sampai di situ, Pyongyang menuduh langkah Amerika, Korea Selatan dan Jepang untuk memperkuat kerja sama keamanan sebagai upaya untuk membentuk NATO versi Asia.
Pada hari Sabtu, Korea Utara mengecam deklarasi KTT NATO yang mengutuk ekspor senjatanya ke Rusia, menyebutnya sebagai dokumen “ilegal” dan memperingatkan akan adanya “tindakan balasan strategis” yang kuat.
Sumber : Yonhap-OANA
Baca juga: Korut tuduh AS-Jepang-Korsel ciptakan NATO versi Asia
Baca juga: Korut kecam deklarasi NATO
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2024