Pada anak-anak ini, ditemukan angka kesehatan mental yang terus menurun dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan mereka tidak merasa baik tentang diri mereka sendiri dan mengalami emosi negatif.
Jakarta (ANTARA News) - Studi terbaru menunjukkan bahwa intimidasi (bullying) di sekolah dapat meninggalkan tanda abadi pada tubuh dan pikiran korban selama bertahun-tahun.
Hasil penelitian juga menunjukkan anak yang telah menjadi korban intimidasi di masa lalu memiliki luka psikologis abadi.
Pada anak-anak ini, ditemukan angka kesehatan mental yang terus menurun dari waktu ke waktu. Hal ini menunjukkan mereka tidak merasa baik tentang diri mereka sendiri dan mengalami emosi negatif.
"Langkah pertama bagi orang tua adalah memperkuat komunikasi dengan anak sehingga wacana soal intimidasi dapat muncul dalam percakapan," kata Bogart.
Bogart juga merekomendasikan pada orang tua untuk memperhatikan dan mengenali tanda-tanda intimidasi, seperti memar.
Kemudian, lanjut ia, orang tua juga dapat mengubah perilaku anak yang tampak lebih cemas, sedih, depresi atau tidak ingin pergi ke sekolah.
Bogart juga menyarankan bahwa orang tua harus lebih waspada terhadap tanda-tanda peringatan ini agar anak mereka tak termasuk dalam kelompok beresiko menjadi korban intimidasi. Ini termasuk anak-anak yang mengalami obesitas, cacat, anak muda yang lesbian, homoseksual, biseksual atau transjender .
Ia menyarankan orang tua untuk membantu mengajar anak-anak bahwa itu tak masalah untuk berbicara jika mereka menyaksikan seseorang ditindas .
Ia mengatakan bahwa penelitian hanya memperhatikan intimidasi secara perseorangan dan tidak termasuk intimidasi di dunia maya (cyberbullying).
"Cyberbullying akan menjadi arah penelitian ini ke depannya," kata Bogart.
Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam Jurnal Pediatrics pada Maret mendatang.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014