Ankara (ANTARA) - Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menegaskan bahwa pihaknya akan berjuang mencegah warga Korea Utara yang melarikan diri ke luar negeri, direpatriasi secara paksa melawan kehendak mereka.

Dalam sambutannya di hadapan sekitar 200 pembelot dan anggota keluarganya pada peringatan Hari Pembelot Korea Utara kali pertama di Seoul, Minggu, ia mengatakan bahwa semua langkah diplomatik akan diupayakan untuk mencapai hal tersebut.

"Perjuangan mereka dalam meraih kebebasan" menjadi pengingat bagaimana kebebasan dapat mengubah nasib seseorang, ucap presiden Korsel.

"Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk memastikan semua pembelot dari Korea Utara diterima oleh Republik Korea," kata Yoon, merujuk kepada nama resmi Korea Selatan.

Untuk itu, Yoon mengatakan bahwa pihaknya akan menaikkan secara signifikan subsidi relokasi bagi para pembelot, yang jumlahnya masih belum naik sejak 2005.

Selain berjanji memastikan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan lembaga pemerintah mempekerjakan lebih banyak pembelot dari Korea Utara, ia juga berjanji memberi insentif keuangan bagi perusahaan swasta yang mempekerjakan pembelot.

Dalam sebuah rapat kabinet Januari lalu, Yoon memerintahkan kementerian unifikasi Korea Selatan menetapkan satu hari untuk memperingati pembelot Korea Utara. Ia menegaskan, berdasarkan konstitusi, para pembelot adalah warga negara Korea Selatan.

Kementerian tersebut lantas menetapkan 14 Juli sebagai hari peringatan pembelot, yaitu sesuai tanggal undang-undang yang melindungi dan mendukung relokasi pembelot ke Korea Selatan, yang disahkan pada 1997.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Tembus penjagaan ketat, warga Korsel membelot ke Korea Utara
Baca juga: Korsel siapkan dana pendidikan anak pembelot lahir di luar Korut
Baca juga: Jumlah warga Korut menyeberang ke Selatan turun drastis saat pandemi

Penerjemah: Nabil Ihsan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024