Banyumas (ANTARA) - Ratusan sukarelawan yang tergabung dalam Siaga Ambulans Indonesia (Sibulan) berkomitmen untuk selalu membantu warga yang kurang mampu dalam mengakses ambulans di berbagai wilayah Indonesia.

"Sibulan hadir untuk membantu warga kurang mampu untuk mengakses ambulans karena kami tidak mengenakan tarif," kata Ketua Sibulan Muslim Fikri di sela kegiatan Koordinasi Nasional Siaga Ambulans Indonesia yang digelar di Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Minggu.

Bahkan, kata dia, uang yang diberikan oleh keluarga pasien akan digunakan untuk operasional ambulans ataupun untuk membantu pasien yang tidak mampu.

Dia mengatakan Sibulan yang hadir sejak tahun 2015 terdiri atas beragam lembaga, pemilik ambulans, yayasan, bengkel, dan sebagainya.

Menurutnya, hingga saat ini Sibulan beranggotakan 400 orang dengan 200 mobil ambulans yang tersebar di 7 provinsi.

"Kami hadir guna memberikan layanan kepada masyarakat kurang mampu untuk mendapatkan ambulans," katanya menegaskan.

Baca juga: DKI terapkan standardisasi semua ambulans secara bertahap

Terkait dengan kegiatan koordinasi nasional yang digelar di Baturraden sejak hari Jumat (13/7), dia mengatakan kegiatan tersebut merupakan kopi darat (kopdar) keempat yang diselenggarakan secara nasional.

Selain untuk menjalin silaturahim, kata dia, kegiatan tersebut juga untuk meningkatkan keterampilan sopir ambulans seperti berkendara yang aman dan cepat tanpa membahayakan pasien maupun pengguna jalan.

"Juga keterampilan agar mampu memberikan pertolongan kepada pasien, seperti korban kecelakaan dan lainnya," kata Fikri.

Salah seorang sopir ambulans asal Jakarta, Terbit mengakui kesadaran masyarakat untuk memprioritaskan ambulans di jalan raya sudah meningkat.

Menurut dia, hadirnya sukarelawan bersepeda motor yang membukakan akses jalan bagi ambulans juga cukup membantu agar pasien cepat sampai di rumah sakit.

Akan tetapi, dia menyayangkan sikap pengendara yang sering kali ikut beriringan di belakang ambulans karena hal itu membahayakan keselamatan pasien, mobil ambulans, maupun pengendara yang mengikuti.

"Mobil ambulans sering bermanuver untuk membuka jalan dan terkadang berhenti mendadak. Jadi, sekarang jangan lagi suka mengikuti mobil ambulans karena membahayakan keselamatan semuanya," kata Terbit.

Baca juga: Istana: Ambulans harus diutamakan daripada rombongan mobil presiden
Baca juga: DKI didesak untuk sediakan ambulans bagi warga kurang mampu

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024