Helsinki (ANTARA News) - Hari pertama pertemuan puncak Asia dan Eropa (KTT ASEM) ke-6 yang berlangsung di Helsinki, Finlandia, berakhir pada Minggu sore waktu setempat dengan menyorot pentingnya penguatan konsep multilateralisme yang belakangan ini sangat terancam oleh tindakan-tindakan sepihak (unilateralisme). Sementara itu, tidak seperti Asia, "kubu" Eropa pada hari pertama KTT banyak menggarisbawahi soal perubahan iklim. Sidang yang dipimpin oleh Perdana Menteri Finlandia, Matti Vanhanen dan diikuti 39 perdana menteri dan presiden negara anggota ASEM, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, itu menyimpulkan bahwa aturan-aturan dunia yang didasarkan pada sistem multilateralisme (posisi yang melibatkan banyak pihak) harus dijunjung kuat dengan PBB (Perhimpunan Bangsa-bangsa) sebagai pusatnya. Menurut laporan hasil pertemuan, para pemimpin Asia dan Eropa dalam sidang mereka menekankan bahwa komitmen untuk memajukan perdamaian, keamanan, pembangunan berkelanjutan dan HAM sesuai dengan Piagam PBB serta hukum internasional masih menjadi salah satu prinsip kemitraan ASEM. Para pemimpin yang tergabung dalam ASEM juga menganggap perang melawan terorisme harus dilakukan dengan berbagai pendekatan dan kerjasama internacional, termasuk kerjasama di antara peradaban di dunia. Sejalan dengan itu, mereka menekankan bahwa strategi melawan terorisme perlu dilakukan dengan berbagai pendekatan, seperti memerangi radikalisasi, mencegah pendanaan terorisme, memajukan dialog antar-agama maupun kerjasama melalui ASEM dalam memerangi terorisme. Tidak hanya terorisme, kerjasama melalui ASEM juga diyakini para pemimpin tersebut dapat dilakuan dalam memerangi berbagai tindak kejahatan lainnya, seperti pencucian uang, perdagangan obat terlarang, senjata dan manusia, serta korupsi. Di bidang sosial, para pemimpin Asia dan Eropa sepakat menyadari bahwa flu burung, HIV/AIDS serta berbagai penyakit menular lainnya merupakan ancaman global yang telah menyebabkan dampak sosial dan ekonomi. Karena itu, mereka menyatakan keinginan adanya aksi nyata dalam menangani masalah-masalah kesehatan dalam kerangkan ASEM. Mereka menyarankan agar kerjasama internasional ditingkatkan dalam hal pertukaran informasi, pengumpulan sumber daya, pemajuan jaringan internasional serta penyatuan kekuatan dalam mencegah penyebaran HIV/AIDS dan penyakit-penyakit lainnya. Deklarasi perubahan iklim Sementara itu, dalam pembukaan KTT pada Minggu siang, tiga pemimpin Eropa yang menyampaikan pidato kesemuanya menggarisbawahi pentingnya peningkatan kesadaran masyarakat global terhadap terjadinya perubahan iklim. Sementara tiga pemimpin Asia yang juga menyampaikan pidato yaitu PM Vietnam Nguyen Tan Dung, Presiden Korsel Roh Moo Hyun dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak menyebut-nyebut perubahan iklim kendati mereka juga menyentuh pentingnya upaya menjaga lingkungan hidup. Perubahan iklim ditekankan oleh Presiden Finlandia Tarja Halonen, PM Finlandia Matti Vanhanen, serta Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso. Halonen melihat bahwa perubahan iklim akan mengancam upaya menjalankan pembangunan berkelanjutan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. "Karena itu saya senang terutama karena ASEM akan mengeluarkan deklarasi tentang perubahan iklim," katanya. Perubahan iklim dan keamanan energi menurut PM Vanhanen merupakan "jantung" pembahasan pembangunan berkelanjutan. "Perubahan iklim akan menimbulkan konsekuensi drastis baik bagi Eropa maupun Asia. Kita perlu memberikan pesan kuat tentang perubahan iklim," katanya mengingatkan. Presiden Komisi Eropa, Barroso, mengingatkan bahwa perubahan iklim benar-benar sedang terjadi. "Kita berkewajiban terhadap generasi mendatang untuk melindungi (lingkungan) kita secara bertanggung jawab. Ekonomi kita tergantung dari suplai energi dan kita harus terus menghemat energi, menciptakan energi bersih serta memperbanyak penggunaan sumber-sumber energi yang bisa diperbaharui," katanya. KTT ke-6 ASEM menurut rencana akan mengeluarkan Deklarasi Helsinki tentang Perubahan Iklim. Deklarasi tersebut diperkirakan akan menekankan peringatan bahwa perubahan iklim benar-benar bisa menjadi ancaman serius terhadap pembangunan berkelanjutan serta masa depan Planet Bumi. Selain tentang perubahan iklim, KTT ASEM juga akan menghasilkan Deklarasi Helsinki tentang Masa Depan ASEM. (*)
Copyright © ANTARA 2006