Pameran yang untuk ketiga kalinya digelar oleh Hong Kong Trade Development Council (HKTDC) dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia itu diharapkan dapat memperkuat hubungan perdagangan kedua negara, terutama di bidang bisnis produk konsumsi dan gaya hidup.
"Indonesia merupakan market yang menjanjikan karena selain memiliki penduduk yang banyak juga konsumsi domestik yang tinggi dan stabilitas politik yang baik. Indonesia merupakan tujuan bisnis terbaik," kata Manajer Pemasaran Senior HKTDC Jakarta Leung Kwan Ho dalam keterangan pers di Jakarta, Selasa.
Pameran itu ditargetkan dapat menarik lebih dari 15.000 pengunjung atau meningkat 20 persen dari pameran tahun 2012 yang berhasil menggaet 12.000 pengunjung.
Kwan Ho menjelaskan, menurut data Departemen Statistik Hong Kong ada 7.000 pelaku bisnis Indonesia yang melakukan transaksi di Hong Kong tahun lalu.
Ia menambahkan, orang Indonesia tidak hanya pergi ke Hong Kong untuk berlibur tetapi juga berinvestasi.
"Oleh karena itu dalam pameran nanti kami lebih menekankan pada hasil bisnisnya bukan sekedar target pengunjungnya. Seperti apa produk Hong Kong yang diminati dan diskusi soal bisnis. Nanti pengunjung punya kesempatan mencari informasi investasi di Hong Kong bukan hanya transaksi perdagangan," jelasnya.
Sebagai kota mode dan pusat desain di Asia, Hong Kong akan mempertunjukkan ragam produk gaya hidup yang meliputi produk consumer electronics, gifts and premiums, produk rumah tangga dan barang elektronik, produk fesyen dan aksesori, arloji dan jam serta kelengkapan bayi dan anak-anak, produk kesehatan dan kecantikan, juga furnitur.
Ketua Komite Hong Kong dan Guanzo Kadin Indonesia James Budiono mengatakan pameran produk perusahaan Hong Kong ini bisa menjadi kesempatan bagi pelaku bisnis Indonesia untuk melihat produk-produk unggulan sebagai alternatif baru.
"Saya rasa itu membantu desainer indonesia agar lebih kreatif, karena kalau kita bisa lihat dari semua produk-produk dari Hong Kong itu memang semuanya didesain di sana dan market Hong Kong bukan saja di Hong Kong tapi di seluruh dunia," jelas James.
"Saya anjurkan (produksinya) di Indonesia. Itu kan suatu kemajuan yang bagus untuk kita kalau mereka membuatnya di Indonesia," tambahnya.
Pewarta: Monalisa
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014