Kegiatan ini juga mendorong kopi Sumsel agar bisa mendunia dan menjadi pilihan para peminum kopi
Palembang (ANTARA) - Kegiatan gerakan minum kopi serentak pinggir sungai di Sumatera Selatan (Sumsel) memecahkan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)
Pj Gubernur Sumsel Elen Setiadi di Palembang, Sabtu, mengatakan jumlah peserta minum kopi serentak itu diikuti sekitar 27 ribu orang. Sebanyak 10 ribuan di antaranya di Kota Palembang, sisanya 1.000 orang minum kopi di 16 kabupaten/kota melalui tayang virtual.
Menurut Elen, kegiatan itu tidak hanya sebuah upaya memecahkan rekor, akan tetapi juga sebagai bentuk penghargaan terhadap budaya dan kekayaan alam, khususnya kopi dan sungai-sungai yang menjadi urat nadi kehidupan masyarakat.
"Kegiatan ini juga mendorong kopi Sumsel agar bisa mendunia dan menjadi pilihan para peminum kopi," kata dia.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN) Arsjad Rasjid mengatakan Sumsel menjadi penghasil kopi terbesar di Indonesia dengan jumlah produksi mencapai 26 persen secara nasional atau sekitar 200 ribuan ton biji kopi.
Namun, kopi produksi Sumsel tak dikenal masyarakat, padahal komoditas kopi Sumsel telah berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Tak hanya dalam peningkatan produksi nasional tapi juga lapangan pekerjaan dan pemberdayaan komunitas lokal.
"Kegiatan ini menjadi momentum untuk mempromosikan dan penegasan kopi milik Sumsel," kata dia
Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Anindya Bakrie menambahkan Indonesia menjadi penghasil kopi terbesar ke-4 dunia di bawah Brasil, Vietnam dan Kolombia.
"Maka tak salah jika Sumsel harus merebut (nama) sebagai pusat kopi nasional. Karena memang pusat kopi ada di Sumsel," ujarnya.
Baca juga: Gubernur gandeng Kadin untuk luncurkan 'Kopi Sumsel'
Baca juga: Kopi Pagaralam tak lagi "asalan"
Baca juga: Kopi Kawah Dempo Sumsel tembus pasar Australia
Baca juga: Mendongkrak produktivitas kopi Sumsel
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024