Penguatan rupiah yang cukup tinggi sejak pekan lalu mendorong sebagian pelaku pasar uang mengambil posisi ambil untung

Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 26 poin menjadi Rp11.710 dibanding sebelumnya di posisi Rp11.684 per dolar AS.

"Penguatan rupiah yang cukup tinggi sejak pekan lalu mendorong sebagian pelaku pasar uang mengambil posisi ambil untung di tengah minimnya sentimen positif baru," kata Analis Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir di Jakarta, Selasa.

Ia menambahkan sebagian pelaku pasar uang juga sedang waspada menanti Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada pekan ini, diharapkan dapat memberikan petunjuk lebih lanjut atas kebijakan pengurangan stimulus keuangan (tapering off) yang sedang dijalankan bank sentral AS.

Dari dalam negeri, lanjut dia, sebagian pelaku pasar cemas terhadap pelarangan ekspor komoditas yang akan berdampak pada neraca perdagangan Indonesia.

"Kualitas dari perbaikan neraca perdagangan Indonesia akan terkena dampaknya. Dan tentu kita juga masih miliki risiko pada pemilu," kata dia.

Kendati demikian, lanjut dia, serangkain data ekonomi Indonesia yang dirilis sejak awal Februari, termasuk surplus neraca perdagangan, kenaikan cadangan devisa, produk domestik bruto (PDB) yang meningkat masih dapat menahan tekanan rupiah lebih dalam.

"Rupiah mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp11.650-Rp11.870 per dolar AS untuk hari ini," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014