Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 13.409 guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dari berbagai jenjang pendidikan mengikuti Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam jabatan yang digelar di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat.
"PPG ini merupakan instrumen yang sangat penting, bukan sekadar soal sertifikat, namun lebih dari itu bagi bapak dan ibu guru ini sangatlah strategis karena bisa meningkat kompetensinya," ujar Plt. Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama Abu Rokhmad dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Dia menilai PPG menjadi media efektif dalam memacu guru agama di Indonesia agar memiliki kompetensi sekaligus daya inovasi tinggi.
Apalagi pada PPG Tahun 2024 ini, selain digelar dengan rentang waktu empat bulan, panitia nasional juga membuat sejumlah terobosan seperti menambah fitur baru pada learning management system (LMS) dengan komponen aplikasi plagiarism checker (turnitin).
Baca juga: 13.383 guru PAI jalani pendidikan profesi guna tingkatkan kompetensi
Baca juga: Pemprov Sulteng apresiasi UIN Datokarama tingkatkan kompetensi guru
"Hal ini dilakukan agar lulusan yang dihasilkan benar-benar memiliki kompetensi dan kualitas tinggi," katanya.
Menurutnya, tantangan yang dihadapi guru agama termasuk PAI saat ini tidaklah ringan. Sebab dampak dari perkembangan teknologi yang pesat, membuat siswa dapat memperoleh ilmu dari mana saja.
Kondisi tersebut membuat guru harus lebih inovatif dalam proses belajar-mengajar, sehingga tidak tertinggal dari input yang diperoleh siswa di luar ruang belajar.
"Harus disadari bahwa saat ini bapak dan ibu juga harus bersaing dengan guru yang profesional, meski tidak ikut PPG. Siapa dia? Media sosial seperti YouTube dan juga Google," kata dia.
Atas beragam tantangan itu, Abu Rokhmad meminta para peserta PPG agar serius mengikuti proses perkuliahan hingga tuntas. Sebab PPG jelas menjadi incaran banyak guru yang menyebabkan antrean untuk mengikuti pendidikan ini mencapai 27 hingga 30 tahun.
"Kalau memang tidak serius mohon jangan diloloskan karena ini semata-mata demi bisa memacu kompetensi agar guru lebih berprestasi di kemudian hari," kata dia.
Sementara itu, Direktur PAI Kementerian Agama M. Munir menjelaskan PPG 2024 digelar dengan sistem daring dan melibatkan 48 Lembaga Pendidikan Tenaga Pendidik dan Kependidikan (LPTK) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN).
"PPG ini antara lain amanat dari UU Sisdiknas, UU Guru dan Dosen serta PP tentang Guru. Saya mengapresiasi dukungan Pemda yang mengeluarkan anggaran besar untuk kesuksesan program ini," ujar Munir.
Munir yang juga Wakil Ketua Panitia Nasional PPG ini menjelaskan PPG 2024 digelar secara daring dengan basis domisili. Selain lebih mudah diikuti dan tidak terlalu mengganggu kewajiban para guru dalam mengajar, cara ini juga bisa menghemat pembiayaan.
"Semoga dengan digelar tahun ini, antrean PPG juga bisa dipercepat. Saat ini masih ada setengah juta guru agama yang belum memiliki sertifikat pendidik," ujarnya.
PPG PAI 2024 digelar dalam dua angkatan (batch). Untuk Batch I, Pendalaman materi dilakukan mulai Juli hingga 3 Agustus dan direncanakan Dijadwalkan selesai awal November.
Untuk Batch II digelar mulai awal Agustus dan dijadwalkan selesai pertengahan Desember 2024.*
Baca juga: Kemenag siapkan Rp204 miliar tunjangan profesi 11.117 guru PAI di Aceh
Baca juga: Kemendikbud umumkan hasil kelulusan PPG Prajabatan pada 15 September
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024