Layanan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap warga yang kecanduan bermain judi
Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Haqmal yang beralamat di Kampung Kiarapayung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat membuka layanan rehabilitasi dan terapi gratis untuk warga yang menjadi korban judi khususnya judi online.
"Layanan ini merupakan salah satu bentuk kepedulian kami terhadap warga yang kecanduan bermain judi agar terlepas dari kecanduannya tersebut, sehingga bisa kembali menata hidup ke arah yang lebih baik," kata pimpinan Ponpes Darul Haqmal Sukabumi KH Asep Saprudin saat ditemui di ponpes yang berlokasi di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Jumat.
Menurut Asep, dampak bagi orang yang kecanduan bermain judi baik itu judi online, kartu, sabung ayam dan lainnya selain merusak ekonomi, hubungan keluarga maupun rumah tangga juga merusak mental korban judi ini.
Harus diakui, judi layaknya narkoba jika sudah kecanduan sulit untuk melepaskannya, bahkan parahnya lagi, para pecandu judi bisa berbuat nekat untuk memenuhi hasratnya agar bisa bermain judi.
Seperti diketahui, banyak pecandu judi online yang melakukan tindakan kriminalitas, mulai penipuan, penggelapan, pencurian hingga sampai ada yang melakukan pembunuhan yang tujuannya ingin menguasai harta korban.
Biasanya mereka baru sadar setelah hidupnya hancur akibat judi seperti terbelit utang, ditinggalkan keluarga, berurusan dengan hukum, perekonomian rusak dan lainnya. Sehingga, tidak sedikit korban judi yang nekat memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Berkaca dari itu semua, pihaknya sengaja membuka layanan rehabilitasi dan terapi ini agar korban judi bisa kembali menata hidupnya, lebih dekat dengan agama, menjalani hidupnya secara normal dan tidak lagi terjerumus.
Baca juga: Sindikat judi di Jakbar retas 855 situs pemerintah dan pendidikan
Baca juga: Kemenkominfo pantau pemutusan akses judi ke Kamboja dan Filipina
"Kami memiliki beberapa cara atau metode serta ilmunya melalui terapi dan rehabilitasi untuk membantu korban judi terlepas dari kecanduannya itu," tambahnya.
Asep mengatakan dalam melakukan terapi memang tidak hanya dari segi rohani saja, tetapi harus memahami problematika para korban judi ini dengan mencari akar permasalahan yang membuat mereka menjadi kecanduan bermain judi.
Lanjut dia, korban judi yang menjalani terapi hingga sembuh atau terbebas dari kecanduannya itu rata paling cepat 40 hari, namun ada juga yang tiga bulan, setengah tahun bahkan hingga tiga tahun tergantung dari kondisi mentalnya.
Selain itu, rata-rata korban judi yang datang ke ponpes yang dipimpinnya itu kondisi ekonominya sudah hancur dan mayoritas terjerat utang dari pinjaman online. Maka dari itu, pihaknya tidak memungut biaya, walaupun ada yang memberi akan digunakan untuk kegiatan di ponpes salah satunya terapi dan rehabilitasi.
Tidak sebatas memberikan terapi dan rehabilitasi, pihaknya juga meningkatkan kemampuan usaha para korban judi tersebut dengan memberikan berbagai ilmu tentang bisnis untuk menghasilkan rezeki yang halal.
"Di sini kami memiliki tempat pengolahan ikan dan perkebunan serta usaha lainnya yang dikelola oleh para santri maupun korban judi dan narkoba yang tengah menjalani rehabilitasi, sehingga mereka tetap bisa produktif dan diharapkan setelah selesai menjalani terapi mereka bisa menjalankan usaha yang berkah dan halal," tambahnya.
Intinya program terapi dan rehabilitasi yang dilakukan oleh ponpes ini tidak sebatas mendidik atau diterapi secara psikologi maupun rohani, tetapi paran korban judi ini didorong untuk kreatif dan produktif untuk mengembalikan kondisi ekonomi dan bisa menjalani hidup dengan penuh keberkahan.
Baca juga: Selebgram yang direkrut sindikat judi hasilkan hingga Rp30 miliar
Baca juga: Polresta Bandung tetapkan lima tersangka promosi judi online di medsos
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024