Jakarta (ANTARA News) - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto penembakan antarpolisi di Jalan Gatot Subroto Km 2, Kelurahan Umung Jaya, Kota Tanggerang pada Sabtu (15/2) petang lalu dilatarbelakangi salah paham.
"Memang terjadi miss komunikasi (salah paham) dari Polres Metro Kabupaten Tangerang. Hal itu bisa terjadi di negara manapun," kata Rikwanto saat ditemui di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin.
Ia menjelaskan kronologis kejadian tersebut, yakni anggota Polsektro Tigaraksa Aipda NBB tengah menyamar untuk menyelidiki pencurian kendaraan bermotor dan narkotika di angkutan kota (angkot).
Aipda NBB bersama seorang polisi lain dan dua informan. Saat itu telepon genggam milik informan itu diambil oleh petugas Polres Tangerang Kota.
Pada saat itu, anggota Yon 203 AK melihat dan mengira aksi tersebut merupakan perampasan telepon genggam di angkot.
Anggota TNI itu kemudian menelepon temannya yang diteruskan kepada Lasmidi yang langsung mengejar angkot tersebut.
"Karena yakin di hatinya ada perampasan telepon genggam di angkot, dia melepaskan tembakan tiga kali, dan dibalas dari dalam angkot," katanya.
Akhirnya, Lasmidi tertembak dua kali di bagian dada kiri.
Namun, Rikwanto menjelaskan saat ini Lasmidi sudah dioperasi dan keadaan mulai membaik.
Terkait tindakan anggota TNI tersebut, dia mengaku mengapresiasi karena telah melapor.
"Respons baik sekali, meski ada miss komunikasi di sini. Apa yang dilakukan TNI ketika dia melihat secara kasat mata ada perampasan, kita tidak permasalahkan," katanya.
Dia menambahkan anggota polisi yang terlibat tengah diperiksa di Propam Metro Jaya dan akan dikenakan sanksi disiplin.
(J010/M026)
Pewarta: Juwita TR
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014