Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. Abdul Mu'ti, M.Ed. memuji upaya China melestarikan keberagaman masyarakat di Xinjiang, berdasarkan pengalamannya ketika berkunjung ke Daerah Otonom Uighur Xinjiang di China barat laut pada Juni.
Abdul Mu'ti kepada Xinhua mengatakan berdasarkan kunjungan singkatnya ke Xinjiang, dia mendapatkan tiga kesan. Pertama ialah perhatian pemerintah kepada masyarakat yang beragam etnis dan masyarakat hidup berdampingan.
"Yang pertama adalah usaha pemerintah dalam memberikan perhatian kepada masyarakat di Xinjiang yang terdiri dari berbagai suku etnis dan saya juga melihat sendiri bagaimana China memberikan penghormatan terhadap pola hidup berdampingan yang harmonis antara suku-suku minoritas di Xinjiang, termasuk perhatiannya kepada umat Muslim," kata Abdul Mu'ti.
Kedua, pembangunan sarana dan prasarana di Xinjiang cukup maju, terutama yang berkaitan dengan industri dan pariwisata. Terakhir, terdapat upaya pelestarian kebudayaan suku minoritas oleh pemerintah, misalnya perlindungan untuk tempat ibadah.
Selama kunjungannya, Abdul Mu'ti melihat masyarakat di Xinjiang mendapatkan kebebasan, termasuk kebebasan ibadah dan mengekspresikan budaya, apakah itu seni, pakaian sampai makanan khas dari suku-suku minoritas.
"Umat Islam bebas mengamalkan agamanya, dan hal ini sesuai dengan hukum yang berlaku di Xinjiang. Muslim di Xinjiang hidup dengan damai bersama masyarakat dari keyakinan berbeda. Ini selaras dengan prinsip-prinsip agama Islam," kata Abdul Mu'ti.
Dia mencontohkan ketika berkunjung ke Kashgar, dia melihat terdapat kampung kelompok etnis minoritas yang dibuka untuk wisatawan, sementara di Yining, terdapat pertunjukan yang menggambarkan keunikan masyarakat daerah itu.
"Menurut saya, hal ini membuktikan bahwa China telah memberikan kebebasan bagi keberagaman untuk berkembang dan memeliharanya dengan baik, mengingat China sendiri menganggap keberagaman sebagai kekayaan masyarakat dan negara secara keseluruhan," kata Abdul Mu'ti.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024