Kami tidak pernah menyangka mendapatkan penghargaan ini
Palembang (ANTARA) -
Kloter 16 Debarkasi Haji Palembang, Sumatera Selatan meraih predikat rombongan terbaik di Maktab 67 Makkah karena dinilai paling kompak, aktif, dan komunikatif.
 
"Sebanyak 441 orang haji Kloter 16 Debarkasi Palembang asal Kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten PALI, dan Kota Palembang meraih penghargaan Kloter terbaik di Maktab 67 Makkah, karena dinilai paling kompak, aktif, dan komunikatif," kata Ketua Kloter 16 Debarkasi Haji Palembang Abadil saat memimpin rombongan tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Jumat.
 
Ia menjelaskan penghargaan tersebut diserahkan Kepala Maktab 67 Makkah Faruq Abdullah Bima kepadanya menjelang keberangkatan jamaah haji kloter 16 dari Makkah menuju Madinah, beberapa waktu lalu.
 
“Kami tidak pernah menyangka mendapatkan penghargaan ini. Terima kasih kepada seluruh jemaah kloter 16 atas kerja samanya. Kloter 16 ini terdiri atas jamaah dari berbagai kabupaten/kota, ada juga jamaah dari KBIHU dan jamaah mandiri. Meski demikian, alhamdulillah selama lebih kurang 40 hari di Tanah Suci, kekompakan dapat terjalin baik. Tidak ada yang mementingkan diri sendiri atau kelompoknya. Sekali lagi terima kasih,” ujarnya.

Baca juga: PPIH: 5.374 haji Debarkasi Palembang sudah tiba di Tanah Air
Baca juga: Kemenag Sumsel sebut dua jamaah kloter 2 tertunda pulang karena sakit
 
Hal senada diungkapkan Meta Apriliani jamaah asal Palembang itu bahwa jamaah haji kloter 16 sangat kompak seperti satu keluarga. Bila ada jamaah yang sakit atau hilang, jamaah yang lain akan ikut mencari. Semua jemaah juga mengikuti aturan yang ditetapkan seperti mematuhi jadwal melontar jumroh.
 
“Kami kompak dan menjaga kekeluargaan. Alhamdulillah semua petugas sigap. Bila ada yang sakit segera ditindaklanjuti. Konsumsi tidak pernah terlambat. Malah sebelum jam makan, semua sudah terbagi ke jemaah. Saat puncak haji, banyak petugas yang membantu. Kami bersyukur bisa berangkat haji. Semua perjalanan yang kami laksanakan sesuai dengan apa yang kami harapkan,” katanya.
 
Sementara itu, Subhan Lutfi, jamaah berusia 19 tahun asal Palembang mengakui komunikasi antar jamaah terjalin baik. Tidak ada miss komunikasi dan miss informasi karena saling membantu.
 
“Petugas siap 24 jam itu benar-benar ada. Pengalaman saya pribadi mengantar salah satu jamaah saat tengah malam, petugas masih melayani dan membantu. Saat kita bertanya mereka juga langsung melayani dan menjawab dengan baik,” katanya.
 
 
 
 

Pewarta: M. Imam Pramana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024