Kami menilai program shalat berhadiah itu malah bisa mengalihkan niat dari shalat itu sendiri. Bukan karena Allah SWT tapi karena ingin menang hadiah,"

Bandung (ANTARA News) - Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rafani Achyar menuturkan program shalat berhadiah yang terjadi di Kota Bengkulu, adalah kegiatan yang salah kaprah.

"Kami menilai program shalat berhadiah itu malah bisa mengalihkan niat dari shalat itu sendiri. Bukan karena Allah SWT tapi karena ingin menang hadiah," kata Rafani Achyar, di Bandung, Senin.

Pihaknya menyatakan program shalat berhadiah juga dikhawatirkan akan membuat umat Muslim tidak ikhlas dalam beribadah.

"Tentunya, shalat itu harus niat karena Allah SWT. Jadi harus lillahitaala, bukan lilhadiah," kata Rafani.

Ia menuturkan, apabila program shalat berhadiah itu juga diadakan di Provinsi Jawa Barat, maka pihaknya akan turun tangan.

"Kami tidak akan tinggal diam jika praktik shalat berjamaah yang diiming-iming hadiah. Kalau ada indikasi ke arah sana, kami tidak akan tinggal diam, akan segera mengingatkan jangan sampai itu terjadi," katanya.

Rafani meyakini praktik shalat berhadiah tidak akan terjadi di Jawa Barat karena pemahaman masyarakat terhadap agama sudah bagus.

"Alhamdulilah para kepala daerahnya juga bagus," ujarnya.

Ketika ditanyakan tentang bagaimana caranya untuk membuat umat muslim agar rajin shalat berjamaah di masjid, ia menuturkan hal tersebut harus datang dari kesadaran sendiri.

"Jadi kepala daerah bisa saja memotivasi warganya agar gemar ke masjid. Artinya kepala daerah dituntut untuk memiliki kreativitas agar bisa membangkitkan budaya shalat berjamaah. Tapi bukan diiming-imingi hadiah," kata dia.***3***

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014