Moskow (ANTARA) - Sepasang suami istri warga negara Australia yang kelahiran Rusia ditahan di negara persemakmuran itu atas tuduhan spionase, kata polisi federal setempat AFP, Jumat.
AFP menangkap seorang wanita berusia 40 tahun, yang adalah seorang prajurit angkatan darat Australia (ADF) dan seorang pria, 62 tahun, yang merupakan pekerja mandiri, di rumah mereka di Everton Park, pinggiran kota Brisbane pada Kamis, 11 Juli.
"Pasangan suami istri tersebut didakwa pada Kami, 11 Juli 2024 dengan masing-masing satu dakwaan karena menyiapkan tindakan spionase dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara," demikian pernyataan polisi.
Pasangan tersebut diduga bekerja sama untuk mendapatkan informasi sensitif dari ADF dengan tujuan kemudian mentransfernya ke pihak berwenang Rusia, menurut polisi.
AFP menuduh bahwa wanita tersebut, ketika mengambil cuti jangka panjang dari ADF, melakukan perjalanan yang tidak diumumkan ke Rusia tanpa laki-laki tersebut.
Wanita itu kemudian menginstruksikan sang laki-laki, yang berada di Australia, untuk masuk ke akun kerjanya di ADF dan membimbingnya untuk mengakses informasi spesifik untuk dikirim langsung ke akun surel pribadinya saat berada di Rusia.
Informasi yang diperoleh berkaitan dengan kepentingan keamanan nasional Australia, kata kepolisian, seraya menambahkan bahwa mereka sedang melakukan investigasi terkait apakah informasi tersebut sudah diterima di Rusia.
Harian Brisbane Times, pada hari yang sama, melaporkan bahwa pengadilan Australia telah merilis nama-nama tersangka pelaku.
Mereka adalah Kira Korolev, seorang prajurit ADF, dan suaminya, Igor Korolev.
Seorang penjaga di blok apartemen tempat pasangan itu tinggal mengatakan kepada harian tersebut bahwa kedua suami istri itu tidak bertindak mencurigakan.
"Saya terus mengawasi hal-hal yang tidak biasa, tapi sejujurnya, bahkan saat berada di sini, saya tidak pernah melihat apa pun," kata Blake Fraser.
Pasangan itu menghadap ke Pengadilan Magistrat Brisbane pada Jumat untuk mendengarkan dakwaan mereka.
Setelah persidangan, jaksa Rachel Taylor mengatakan bahwa tuduhan itu serius dan meminta pengadilan untuk menunda kasus tersebut hingga 20 September. Pengadilan mengabulkan mosi itu.
Sumber: Sputnik
Baca juga: Komentar parlemen Rusia soal penyadapan AS dan Australia
Baca juga: Rusia tuduh mantan pegawai konsulat AS menjadi mata-mata
Baca juga: Jerman tangkap perwira militer yang diduga menjadi mata-mata Rusia
Penerjemah: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024