Jokowi belum tandatangani pembangunan monorel

  • Senin, 17 Februari 2014 14:35 WIB
Jokowi belum tandatangani pembangunan monorel
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (ANTARA FOTO/Dhoni Setiawan)

Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengaku belum menandatangani perjanjian kerja sama pembangunan sarana transportasi massal monorel antara Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI dengan PT Jakarta Monorel (JM).

"Sampai sekarang perjanjian kerja sama itu belum saya tandatangani karena masih ada syarat-syarat yang belum dipenuhi oleh PT JM. Persyaratan itu harus dipenuhi dulu," kata Jokowi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin.

Menurut dia, ada tiga syarat yang harus dipenuhi oleh PT JM, antara lain terkait kelengkapan dokumen financial crossing, kajian teknis serta aspek legal.

"Syarat-syarat yang kita minta memang ketat. Selain itu, kita juga tunggu dokumen pembayaran tiang pancang. Makanya, harus dilengkapi dulu. Kalau sudah lengkap, baru bisa kita tandatangani. Tapi kalau belum, berarti belum bisa kita proses," ujar Jokowi.

Meskipun demikian, dia mengaku tetap optimistis pembangunan sarana transportasi masal tersebut akan berjalan dan selesai tepat waktu, asalkan seluruh proses, baik pelengkapan dokumen atau pengerjaannya dikerjakan dengan cepat.

"Kita sudah berikan waktu hingga awal 2013 lalu untuk melengkapi dokumen-dokumen itu. Tapi, PT JM memastikan kalau proyek monorel tetap berjalan. Testing tanah dan desain stasiun juga dipersiapkan. Kita optimis saja lah," tutur Jokowi.

Sementara itu, Deputi Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Sarwo Handayani mengungkapkan kerja sama Pemprov DKI dengan PT JM baru dapat dimulai jika seluruh persyaratan tersebut dipenuhi.

"Syarat-syarat yang harus dilengkapi itu termasuk mengenai desain penataan ruang, seperti stasiun-stasiun dan sebagainya. Kalau itu sudah ada, baru kita bisa bekerja sama," ungkap perempuan yang akrab disapa Yani itu.

Oleh karena itu, rencananya, pihaknya akan segera melakukan pertemuan dengan PT JM untuk memastikan kelengkapan dokumen-dokumen tersebut.

"Dalam minggu ini, kita punya rencana untuk bertemu dengan mereka (PT JM). Kita akan bahas semua dokumen dan permasalahan, termasuk juga soal utang tiang-tiang pancang," tambah Yani.

Transportasi berbasis rel itu kelak akan memiliki dua jalur, yakni Jalur Green Line (Semanggi-Casablanca-Kuningan-Sudirman-Karet-Semanggi) dan jalur Blue Line (Kampung Melayu-Casablanca-Karet-Tanah Abang-Roxy-Mall Taman Anggrek). Diharapkan, monorel sudah dapat beroperasi mulai 2016.

Sementara itu Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menampik kabar bahwa dia akan membatalkan proyek pengerjaan monorel.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

  1. Semua tahu bagaimana Jepang bangkit setelah jatuhnya. Jokowi menerapkan Genchi Genbutsu yakni teknik manajemen lapangan yg mana sangat erat kaitannya dg “one piece flow” sayangnya teknik ini harus diiringi dg “STRUKTUR lean process” ….…. (cobacekwebsitenya) Jokowi applies “Genchi Genbutsu” the technique of management field which is very relevant with “one piece flow”.
    0 0 Balas LaporkanHapus
  2. Luar biasa pak,DKI maju pesat di tangan Bapak.
    jangan sampai meninggalkan DKI pak,hanya demi Pilpres. DKI masih butuh bapak. Bapak lebih baik fokus dlm melanjutkan kerja bapak di DKI yg luar biasa ini.
    0 0 Balas LaporkanHapus

Berita Terkait