Muenchen (ANTARA News) - Philipp Lahm mengatakan laga melawan Arsenal Rabu lusa merupakan pertandingan yang membahayakan bagi juara bertahan Liga Champions Bayern Munchen.
Tahun lalu kedua tim bertemu di babak yang sama. Arsenal nyaris menjadi tim pertama lolos dengan defisit dua gol tandang, namun Muenchen yang melaju dengan agregat 3-3 berkat tiga gol tandang di Emirates dan Arsenal menang 2-0 di kandang Muenchen.
Berbicara menjelang laga leg pertama di Stadion Emirates tengah pekan ini, Lahm menekankan laga tersebut akan belangsung sulit bagi Munchen karena Arsenal memiliki tim jauh lebih baik .
"Bahaya terbesar bagi kami saat ini adalah melawan Arsenal di babak 16 Besar," kata Lahm kepada Guardian (16/2),
"Ini undian yang sulit. Banyak yang bisa terjadi dalam dua pertandingan. Ini akan menjadi laga dari dua tim yang sangat taktis dan teknis. Saya benar-benar manatap ke depan untuk pertandingan tersebut," katanya.
"Saya sedikit memantau Arsenal tahun ini dan mereka meninggalkan kesan yang baik. Mereka berjuang untuk juara dan itu bukan kebetulan. Saya percaya mereka telah berkembang menjadi sebuah tim. Mereka menjadi lebih kuat dengan skuad yang lebih seimbang."
"Dan mereka selalu bermain dengan cara Arsenal. Mereka ingin kuasai bola, mereka suka umpan pendek dan mereka diperkuat pesepakbola luar biasa," kata Lahm.
Klub Bavaria ini memimpin Bundesliga dengan jarak 16 poin dari urutan kedua Bayer Leverkusen usai menekuk Freiburg 4-0 Sabtu lalu, namun Lahm menunjukkan timnya tidak memiliki rasa puas untuk selalu meraih sukses.
"Tim ini tidak hanya untuk memenangkan treble," lanjut Lahm.
"Itu adalah jalan yang panjang. Kami kehilangan dua final Liga Champions pada 2010 (2-0 melawan Inter) dan 2012 (adu penalti melawan Chelsea), kami hanya juara satu kali selama tiga tahun. Kami paham dari mana kami berasal dan bagaimana sulitnya mencapai titik itu," katanya.
"Bukan karakter tim ini untuk menyerah. Kami berpengalaman memperoleh hasil atas kerja keras dan merasa lapar untuk melakukannya lagi," demikian Lahm.
Penerjemah:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014