Guiyang (ANTARA) - Pada 1 hingga 14 Juli, perkemahan musim panas "Chinese Bridge" 2024 untuk para pelajar Indonesia dengan tema "Mengenal Warisan Budaya Takbenda Guizhou" diadakan di daerah pegunungan di China barat daya.

Sekitar 40 pengajar dan pelajar dari ABA Internasional Bandung dan institusi pendidikan Indonesia lainnya mengunjungi Guizhou Normal University untuk memulai perjalanan studi warisan budaya takbenda guna memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai adat istiadat dan budaya etnis setempat.

Dalam kunjungan selama dua pekan tersebut, para pengajar dan pelajar Indonesia mengunjungi Kota Guiyang, Kota Qianxi, Prefektur Otonom Etnis Miao dan Dong Qiandongnan, serta tempat-tempat lain untuk mengenal keterampilan warisan budaya takbenda, seperti seni menggunting kertas, Taijiquan, membuat sup ikan asam, memproduksi obat kemasan, dan lainnya.

Seorang mahasiswi junior jurusan bahasa Mandarin di ABA Internasional Bandung Geraldine Patricia mengunjungi Guizhou untuk pertama kalinya. Berpartisipasi dalam perkemahan musim panas "Chinese Bridge" merupakan perjalanan yang sangat luar biasa bagi dia. 

"(Kegiatan) ini tidak hanya memperluas wawasan saya, tetapi, juga memberikan saya kesempatan untuk belajar lebih banyak tentang budaya China," ujar Geraldine.

Ketika Geraldine menjajal warisan budaya takbenda berupa seni menggunting kertas, dia berkata dengan penuh antusias, "Perkemahan musim panas ini mengadakan berbagai kegiatan pengalaman budaya takbenda, sehingga kami dapat merasakan pesona unik budaya rakyat China".

"Pertunjukan lagu dan tarian yang luar biasa dari suku etnis Miao setempat juga membuat kami larut dalam suasana bahagia mereka yang membuat kami merasakan kecintaan masyarakat setempat terhadap kehidupan," kata Geraldine menambahkan.

Guna memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang budaya China, Richard Halim (22) memutuskan untuk mengambil jurusan bahasa Mandarin di perguruan tinggi.

Richard seorang mahasiswa tingkat awal yang juga mengambil jurusan bahasa Mandarin di ABA Internasional Bandung, sangat menyukai seni bela diri China.

"Saya telah berlatih bela diri selama 7 tahun dan saya telah berpartisipasi dalam klub bela diri sekolah yang diselenggarakan di SMP dan SMA. Pada 2023, saya juga berpartisipasi dalam kompetisi 'Chinese Bridge' yang diadakan di Indonesia, dan menunjukkan kemampuan bela diri China saya di seksi pertunjukan dalam kompetisi tersebut," ujar Richard.

Jonatan Edrik Tanoto (17), seorang pelajar Indonesia, akan berkunjung ke China pada September tahun ini untuk mempelajari ilmu data dan studi kebijakan di Chinese University of Hong Kong.

"Berbeda dengan kompetisi sebelumnya, kali ini kami berpartisipasi dalam perkemahan musim panas 'Chinese Bridge'. Kegiatan ini tidak hanya membuat kami belajar banyak pengetahuan yang tidak ada di buku, tetapi, juga membuat kami memahami budaya setempat Guizhou secara mendalam, mencicipi banyak makanan khas, serta menikmati lingkungan alam China yang indah dan pemandangan Guizhou yang menakjubkan," kata Richard menambahkan.

Pengalaman di perkemahan musim panas tersebut juga membuat rencana hidup Richard menjadi lebih jelas.

"Setelah lulus, saya berencana pergi ke China untuk mempelajari jurusan pengajaran bahasa Mandarin kepada penutur bahasa lain. Saya berharap dapat bekerja di usaha patungan antara China dan Indonesia pada masa depan serta berkontribusi pada pertukaran ekonomi dan perdagangan antara kedua negara," ujar dia.

Berbicara tentang alasannya belajar di China, Jonatan mengatakan dengan jujur bahwa perkembangan perusahaan internet dan startup unicorn baik, ditambah dengan industri mobil energi baru yang meningkat.

"Di masa lalu, istilahnya adalah 'dibuat di China', dan sekarang menjadi 'diciptakan di China'. Saya berharap pengembangan diri saya dapat terintegrasi ke dalam pengembangan industri China di masa depan," Jonatan menambahkab.

Sekretaris Fakultas Pariwisata dan Kebudayaan Internasional Guizhou Normal University Xia Jiangyi mengharapkan perkemahan musim panas "Chinese Bridge" bisa menumbuhkan persahabatan di antara peserta dari kedua negara.

 "Kami berharap perkemahan musim panas 'Chinese Bridge' ini dapat menanamkan benih persahabatan di hati mereka dan berkembang di masa depan, serta menjadikan para pemuda sebagai jembatan persahabatan untuk meningkatkan rasa saling percaya secara budaya serta kerja sama ekonomi dan perdagangan antara masyarakat kedua negara," kata Xia.




 

Penerjemah: Xinhua
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024