“Pengecualian terhadap larangan ini untuk mencegah kerusakan ekonomi hanya dapat diberikan jika populasi serigala berada dalam status konservasi yang menguntungkan, yang tidak berlaku di Austria,” kata siaran pers pengadilan, Kamis.
Para hakim di Luksemburg mempertimbangkan pertanyaan apakah bertentangan dengan prinsip kesetaraan jika serigala dikecualikan dari rezim perlindungan ketat untuk konservasi habitat alami dan fauna serta flora liar di beberapa negara Eropa, tetapi tidak di Austria.
Para hakim memutuskan, tidak seperti negara-negara lain, Austria tidak menyatakan keberatan mengenai status perlindungan serigala yang tinggi ketika bergabung dengan Uni Eropa pada 1995.
Hakim membantah bahwa sejauh pemerintah Austria berasumsi bahwa legislator Uni Eropa seharusnya mencabut perlindungan ketat terhadap serigala untuk sementara waktu sebagai akibat dari perkembangan populasi serigala di Austria, maka pada dasarnya pemerintah bebas untuk mengajukan tuntutan.
Namun hingga saat ini, pemerintah Austria belum mengajukan tuntutan.
Kelompok lingkungan hidup WWF Austria menyambut baik keputusan tersebut. Organisasi itu menilai dalam kasus spesies yang dilindungi secara ketat seperti serigala, cara-cara yang lebih sederhana seperti perlindungan kawanan harus diutamakan.
“Penembakan hanya boleh menjadi pilihan terakhir,” kata pakar perlindungan spesies WWF Christian Pichler dalam siaran persnya.
Sebaliknya, pemerintah provinsi Tyrol mengatakan keputusan tersebut tidak akan berdampak langsung. Wakil Gubernur Josef Geisler dari Partai Rakyat Austria yang konservatif menyampaikan peraturan penembakan telah terbukti bermanfaat.
“Dan kami akan terus melanjutkan hal ini secara konsisten. Dengan menerapkan standar pengujian yang ketat, kami dapat terus memusnahkan serigala berbahaya dan berisiko tinggi,” ucap dia.
Dalam siaran persnya, Geisler menyatakan mendukung penurunan status perlindungan serigala.
Sumber: Anadolu
Baca juga: Polisi Prancis tangkap tiga serigala kabur, empat masih di alam liar
Baca juga: Serigala Arktik hasil kloning menyapa masyarakat Harbin di China
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024