Kuala Lumpur (ANTARA) - Menteri Kesehatan Malaysia Dzulkefly Ahmad mengatakan hingga 11 Juni 2024, terdapat lebih dari sembilan juta dosis dalam stok vaksin COVID-19 berbagai jenama yang telah kedaluwarsa baik di fasilitas maupun gudang penyimpanan Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM).
Dzulkefly dalam sesi tanya jawab menteri di Dewan Rakyat, Kuala Lumpur, Kamis, mengatakan sejak program vaksinasi COVID-19 dimulai resmi pada 24 Februari 2021, Pemerintah Malaysia telah menerima sebanyak 84,5 juta dosis vaksin COVID-19 baik itu dari perolehan maupun sumbangan.
Hingga 11 Juni lalu, lebih dari sembilan juta dosis vaksin atau sekitar 10,8 persen dari jumlah yang diperoleh maupun sumbangan kedaluarsa.
Nilai kerugian yang ditanggung dari vaksin kedaluwarsa tersebut kurang lebih mencapai 185 juta Ringgit Malaysia (RM) atau sekitar Rp6,2 miliar, ujar dia.
Ia mengatakan persoalan yang dihadapi dari menteri-menteri kesehatan sebelum dirinya yakni tidak memiliki praktik terbaik atau prosedur operasi standar (SOP) ataupun perbandingan karena itu merupakan pandemi pertama yang dihadapi.
“Dengan itu saya memahami, kalaupun ada kelebihan (stok vaksin) itu terkait dengan persaingan untuk mendapatkan vaksin yang sangat sengit (kala itu),” ujar Dzulkefly.
Dia mengatakan setelah menghadapi pandemi COVID-19 tentu punya praktik terbaik untuk menghadapi pandemi di masa depan.
Terkait kasus efek setelah imunisasi vaksin COVID-19, dia mengatakan sebanyak 72 juta dosis vaksin dari berbagai jenama telah diberikan di sana. Kurang lebih terdapat 368 efek samping biasa per satu juta penerima vaksin.
Sedangkan untuk efek sampingan agak serius, tercatat ada sebanyak 26 laporan dari per satu juta penerima vaksin.
Efek sampingan agak serius itu termasuk yang harus menjalani rawat inap, perpanjangan perawatan inap, dan efek yang membahayakan nyawa.
Baca juga: Malaysia tak lagi terapkan karantina bagi individu positif COVID-19
Baca juga: AstraZeneca tarik peredaran vaksin COVID-19 di seluruh dunia
Baca juga: Lady Gaga akui pernah tampil di panggung saat mengidap COVID-19
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024