Kadin Jatim selalu memberikan dukungan kepada UMKM sebab kami tidak hanya menaungi industri besar atau menengah saja tetapi ada banyak UMKM
Surabaya (ANTARA) - Kadin Jawa Timur (Jatim) mendukung pengembangan UMKM melalui pendampingan dan pelatihan dalam rangka melindungi mereka dari gempuran produk-produk China yang masuk ke dalam negeri.

“Kadin Jatim selalu memberikan dukungan kepada UMKM sebab kami tidak hanya menaungi industri besar atau menengah saja tetapi ada banyak UMKM yang juga menjadi anggota Kadin,” kata Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.

Adik menegaskan Kadin merupakan rumah bagi pengusaha untuk saling membantu dan bersinergi demi peningkatan ekonomi Indonesia yang dapat diwujudkan dengan membuka peluang pasar.

Membuka peluang pasar tersebut dapat dilakukan oleh para pengusaha salah satunya dengan menjadikan UMKM sebagai mitra industri besar dan memberikan pelatihan kepada mereka.

Selama ini, Kadin Jatim telah bermitra dengan PUM Netherland Expert Belanda untuk memberikan pendampingan secara gratis kepada pelaku UMKM di banyak sektor.

Pendampingan ini juga bisa diberikan kepada pengrajin perak da kulit untuk meningkatkan kualitas desain mereka sehingga mampu bersaing dengan model dari China.

Bahkan untuk membuka akses pasar lebih luas, Kadin juga sering menggelar pameran tematik setiap tahun yang di antaranya adalah pemeran Inapro dan Inagro yakni ajang promosi bagi UMKM Jatim.

"Sinergi harus terus dibangun untuk mencapai kesejahteraan bersama," kata Ketua Asperapi Jatim Yusuf Karim Ungsi.

Langkah-langkah ini menyusul adanya gempuran produk dari China sehingga membuat pelaku usaha domestik kelimpungan khususnya para pelaku UMKM.

Ketua Asosiasi Pengrajin Kulit (Aspek) Jatim Roni Yudianto mengatakan kerajinan kulit di Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo, beberapa tahun yang lalu sempat berjaya bahkan hampir di setiap rumah di Desa Kedensari memiliki usaha pembuatan produk berbahan dasar kulit.

Di sisi lain, gempuran produk serupa yang diimpor dari China membuat usaha pembuatan produk berbahan kulit tersebut lambat laun mulai sepi terutama ketika COVID-19 melanda.

Sebenarnya, lanjut Roni, pengrajin-pengrajin itu sudah berusaha untuk terus bertahan namun dengan adanya digitalisasi semakin banyak produk impor China yang dijual e-commerce.

Pengakuan yang sama juga diungkapkan Ketua Perkumpulan Pengrajin Perhiasan Perak Jatim Mochammad Musa yaitu derasnya gempuran barang kerajinan perak dari China mengakibatkan pengrajin perak di wilayah Jatim gulung tikar dan tinggal sedikit.

Oleh karena itu, Asosiasi Pengrajin Kulit Jatim dan Perkumpulan Pengrajin Perhiasan Perak Jatim berharap pemerintah memberikan dukungan dan perlindungan atas keberlangsungan bisnis UMKM dengan melakukan pembatasan produk impor dari China.

Dukungan juga dapat melalui pemberian pendampingan dan pelatihan agar para pengrajin bisa lebih inovatif dan kreatif terhadap produk-produknya sehingga dapat bersaing dengan produk impor dari China.

“Dukungan diharapkan datang dari Kadin Jatim karena Kadin memiliki jaringan sangat luas. Kami berharap Kadin bisa menjembatani sebab seluruh pengusaha kecil nasibnya hampir sama," katanya.

Baca juga: Kadin Jatim dorong Freeport dukung pengembangan UMKM Gresik
Baca juga: Kadin: Surabaya punya peluang besar jalin kerja sama dengan Thailand

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024