Komisaris FKS Food and Ingredients Grant Lutz di Mojokerto, Jawa Timur, Kamis mengatakan secara menyeluruh implementasi dari panel surya yang berorientasi Environmental, Social, dan Governance (ESG) itu rampung pada tahun 2025.
"Kami mengumumkan melanjutkan komitmen ESG dari grup FKS, dengan mengimplementasikan panel surya pada pabrik-pabrik di grup kami," kata dia.
Pada fase pertama di akhir tahun 2022, FKS Group yang bergerak di industri pangan dan pakan ternak, berhasil memasang 2,4 megawatt panel surya di Pabrik Tepung Terigu - Bungasari Flour Mills, Medan. Pemasangan ini berhasil menyerap karbon sebanyak 2 juta kilogram CO2 per tahun dan memberikan dampak signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca.
Fase kedua dari inisiatif ini akan memasang tambahan 3 megawatt di tujuh area operasi, di antaranya Balaraja dan Cilegon, Gunung Putri- Bogor, Sragen – Jawa Tengah, Surabaya dan Mojokerto – Jawa Timur, serta Makassar. Diharapkan dalam fase kedua ini dapat membantu dekarbonisasi sebesar 3,4 juta kilogram CO2 per tahun.
Sedangkan untuk fase ketiga akan mencakup instalasi 5 megawatt, dan diharapkan mengurangi emisi karbon hingga 5.8 juta kilogram CO2. Sehingga total kontribusi FKS Group terhadap dekarbonisasi yaitu 11,2 juta kilogram CO2 per tahun.
Lebih lanjut, Group Chief Operating Officer FKS Group Agung Cahyadi Kusumo mengatakan instalasi panel surya yang dilakukan pihaknya merupakan wujud nyata perusahaan dalam menerapkan empat pilar ESG, yakni keamanan dan ketahanan pangan, pengelolaan lingkungan, lingkungan kerja yang sehat, aman, dan nyaman, serta pengembangan masyarakat.
Selain itu, disampaikannya oleh Chief Executive Officer PT. Padi Flour Nusantara Po Indarto Gondo yang merupakan anak usaha FKS Group, pemasangan panel surya ini sebagai inisiatif yang tak hanya menjaga lingkungan, namun turut menetapkan standar bagi industri untuk mewujudkan nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) pada tahun 2060.
"Komitmen kami terhadap keberlanjutan adalah inti dari operasi kami. Dengan mengintegrasikan tenaga surya ke dalam campuran energi kami, kami tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga menetapkan standar bagi industri untuk diwujudkan. Inisiatif ini merupakan langkah penting dalam perjalanan kami menuju pencapaian netral karbon," kata dia.
Di sisi lain, Managing Director Xurya Daya Indonesia Eka Himawan yang merupakan partner dalam proyek ini mengatakan, kerja sama visioner tersebut turut membuktikan bahwa penggunaan energi terbarukan tidak hanya layak dalam mewujudkan dekarbonisasi industri, tetapi juga menguntungkan bagi bisnis karena mengurangi biaya operasional, serta meningkatkan dampak positif terhadap lingkungan.
Pihaknya berharap melalui kerja sama penerapan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di industri ini, dapat menginspirasi perusahaan lain untuk turut mendukung upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca juga: Industri makanan punya peluang besar dukung program pemerintah
Baca juga: Xurya nilai pemanfaatan energi surya masih minim
Baca juga: Mahasiswa Unja buat pakan ternak dari maggot dan eceng gondok
Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024