New York City (ANTARA) - Saat krisis fentanil melanda masyarakat Amerika Serikat (AS), makin banyak balita dan bayi menjadi korban tak terduga dari opioid yang 50 kali lebih kuat dibandingkan heroin, demikian kata ahli kesehatan masyarakat.

Meski orang dewasa menjadi penyumbang terbesar bagi angka kematian terkait fentanil, makin banyak anak di bawah usia lima tahun (balita) yang meninggal atau dilarikan ke instalasi gawat darurat akibat positif mengonsumsi fentanil, kata ahli kesehatan masyarakat di AS.

"Jumlah kasus overdosis obat secara nasional telah menurun untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, namun tingkat insidensi overdosis pada anak-anak mengalami peningkatan karena mereka terpapar opioid dan perlengkapan obat-obatan di rumah atau tidak sengaja menelannya," tulis harian Los Angeles Times pada Rabu (10/7).

Kendati Negara Bagian Virginia Barat mencatatkan tingkat kematian terkait fentanil tertinggi, laporan itu menyebut California menyumbang jumlah kematian terbanyak secara keseluruhan, dengan 6.473 kematian pada 2022. Pejabat di seluruh AS sedang berjuang untuk menemukan solusi guna mencegah kematian anak berusia muda.

"Jika Anda memiliki anak-anak yang berada di lingkungan rumah yang tidak beraturan, di rumah yang ... banyak terdapat obat-obatan, hal itu akan meningkatkan risiko secara eksponensial, terutama bagi anak-anak kecil rentan yang sedang dalam fase menjelajahi sekeliling mereka dengan memasukkan segala sesuatu ke dalam mulut," ujar Emily Rose, salah satu peneliti dalam studi tentang pengidentifikasian dan penanganan overdosis opioid pada anak dan remaja, sebagaimana dikutip laporan tersebut.

America's Poison Centers, yang mewakili 55 pusat pengendalian racun terakreditasi di AS, melaporkan peningkatan drastis dalam hal paparan fentanil pada anak berusia muda di seluruh AS. Pada 2016, pusat itu menerima 10 laporan kasus paparan fentanil pada anak berusia di bawah enam tahun. Pada 2023, angka tersebut mencapai 539 laporan kasus.

Data awal dari Departemen Kesehatan Masyarakat California menunjukkan ada 11 kematian terkait fentanil pada anak balita di negara bagian tersebut selama tiga kuartal pertama 2023.

Data tersebut merupakan data statistik terbaru yang tersedia. Sepanjang 2022, tercatat sebanyak 10 kematian terkait fentanil pada balita, sedangkan pada 2021 tercatat enam kematian.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024