Jakarta (ANTARA) - Dana Penduduk Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nations Population Fund (UNFPA), lembaga yang fokus dalam upaya peningkatan kesehatan reproduksi dan ibu di seluruh dunia, menekankan kehamilan harus berdasarkan pilihan (by choice), bukan kebetulan (by chance).

Hal tersebut disampaikan oleh Representatif UNFPA untuk Indonesia Hasan Mohtashami dalam acara temu media dalam rangka memperingati Hari Kependudukan Dunia tahun 2024.

“Ada kutipan yang penting pada Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan atau ICPD ke-30, yakni kelahiran harus berdasarkan pilihan, bukan kebetulan. Hingga hari ini, separuh dari kehamilan di seluruh dunia adalah kelahiran yang tidak diinginkan atau masih kebetulan, bukan berdasarkan pilihan,” kata Hasan di Jakarta, Kamis.

Hasan mengemukakan, berdasarkan konferensi kependudukan di Kairo, Mesir, pada tahun 1994, narasi tentang kependudukan berubah karena di Kairo, seluruh negara dan pakar setuju bahwa kependudukan bukan sekadar angka saja, tetapi juga tentang kesejahteraan masing-masing individu.

“Pada konferensi kependudukan di Kairo, Mesir, akhirnya ada narasi bahwa setiap manusia memiliki hak untuk menentukan pilihan, hak asasi perempuan penting dan setiap pilihan perempuan penting,” ujar dia.

Menurut dia, narasi tentang kependudukan di ICPD Kairo pada tahun 1994 tersebut harus terus didiskusikan karena masih relevan hingga kini.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Bonivasius Prasetya Ichtiarto menyampaikan pentingnya data kependudukan yang inklusif untuk mendukung kehamilan ibu yang aman demi menekan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) saat ibu melahirkan.

“AKI dan AKB menjadi salah satu indikator yang membutuhkan data inklusif. Memang saat ini AKI dan AKB di Indonesia sudah turun, tetapi penyebabnya berbeda-beda. Menjadi tantangan tersendiri bagi kita di Indonesia untuk menurunkan AKI dan AKB,” ucapnya.

Menurut dia, integrasi data yang inklusif dapat mendukung kehamilan yang berdasarkan pilihan, bukan kebetulan.

Selain itu, program kontrasepsi atau keluarga berencana (KB) yang dimiliki oleh BKKBN dapat menjadi salah satu cara untuk mendukung kehamilan berdasarkan pilihan.

“Kelahiran anak berdasarkan pilihan, program kami menjadi satu cara. Kepala BKKBN selalu dr. Hasto Wardoyo selalu menekankan, kalau mau hamil jangan main-main, kalau main-main jangan hamil, jadi kalau mau by choice, kalau memang ingin merencanakan kelahiran itu dengan KB atau family planning,” tuturnya.

Baca juga: BKKBN: Perubahan iklim picu berbagai masalah kehamilan

Baca juga: BKKBN: Tunda kehamilan jika lingkar lengan istri kurang dari 23,5 cm

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024