Biarpun kami punya hotel di Yogja, punya hotel di Malang, dan seterusnya, kami menerima (Grand Syekh) di gedung ini untuk (menunjukkan) juga bahwa hubungan antara kami dengan Al Azhar itu juga hubungan yang berkeluargaan...

Jakarta (ANTARA) - Grand Syekh Al Azhar Ahmed Al Tayyed disambut hangat oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Gedung Dewan Dakwah, Jakarta, dalam rangkaian lawatannya di Indonesia setelah sebelumnya bertemu dengan jajaran Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 10 Juli 2024.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti menyambut langsung Grand Syekh Al Azhar Mesir Ahmed Al Tayyeb, di pelataran Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Kamis.

Tak hanya itu organisasi otonom Tapak Suci Muhammadiyah juga ikut memeriahkan kunjungan Grand Syekh Al Azhar dengan berbaris rapi di depan Kantor PP Muhammadiyah.

Saat tiba di Gedung Dakwah, Grand Syekh Al Azhar itu diberikan cenderamata berupa Kalender Hijriah Global Tunggal 1446 Hijriah.

Baca juga: PBNU berterima kasih ke Al Azhar telah pelajar NU selama lebih 1 abad

"Barusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima kunjungan terhormat, kunjungan kehormatan dari Grand Syekh Al Azhar Prof Ahmed Al Tayyeb bersama seluruh rombongan delegasi dari Al-Azhar dan juga Dr Abdul Salam yang mewakili Majelis Hukama Islam," ujar Haedar Nashir.

Haedar mengatakan hubungan antara Muhammadiyah dengan Al Azhar memiliki sejarah panjang. Para tokoh-tokoh Muhammadiyah belajar dan mengembangkan serta mengimplementasikan pikiran-pikiran yang diperoleh saat studi di Al Azhar, di Indonesia.

"Kiai Dahlan juga memperoleh inspirasi dari Muhammad Abduh yang itu tidak lain adalah Syekh Al-Azhar. Yang kedua juga banyak tokoh-tokoh Muhammadiyah Kiai Mas Mansur yang terbilang empat serangkai, tokoh nasional yang juga Ketua PP Muhammadiyah juga lulusan Al Azhar," kata Haedar Nashir.

Haedar mengatakan PP Muhammadiyah sengaja menyambut Grand Syekh Al Azhar secara sederhana dan penuh kekeluargaan di Gedung Dakwah, tidak di tempat yang megah.

Baca juga: Wapres dan Grand Syekh Al Azhar tegaskan Islam bukan agama kekerasan
Haedar ingin pertemuan dengan Grand Syekh Al Azhar bersifat intim dan tidak terlalu formal, mengingat Muhammadiyah ingin menghargai apa yang dimiliki salah satu organisasi terbesar di Indonesia tersebut.

"Biarpun kami punya hotel di Yogja, punya hotel di Malang, dan seterusnya, kami menerima (Grand Syekh) di gedung ini untuk (menunjukkan) juga bahwa hubungan antara kami dengan Al Azhar itu juga hubungan yang berkeluargaan, mengeluarga, tidak terlalu formalistik," katanya.
Pertemuan berlangsung selama dua jam mulai pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB. Sejumlah topik menjadi pembahasan mulai dari isu-isu keagamaan, pendidikan, hingga kemanusiaan.

Baca juga: Presiden dan Grand Syekh diskusikan inisiatif global untuk perdamaian

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024