Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn menyoroti pentingnya menjaga harmoni lintas agama dan lintas budaya dengan memperkuat literasi digital dan kemampuan berpikir kritis masyarakat di tengah besarnya arus informasi.

“Kita harus berinvestasi dalam literasi digital dan kemampuan berpikir kritis untuk memberdayakan masyarakat memilah informasi yang kredibel,” kata Kim dalam pernyataannya yang disampaikan secara daring dalam agenda “Konferensi Internasional Literasi Keagamaan Lintas Budaya (LKLB)” yang diselenggarakan Institut Leimena di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, hal tersebut semakin mendesak di tengah pesatnya perkembangan media sosial dan teknologi kecerdasan buatan (AI) yang dapat mempengaruhi pemikiran serta akses pengetahuan individu, masyarakat, ataupun hubungan antarkelompok.

Sekjen ASEAN menyoroti pentingnya menangani prasangka agama, ujaran kebencian, serta melindungi minoritas agama, baik dengan membangun kesadaran, mengembangkan pendidikan, serta memastikan sanksi tegas terhadap kasus kebencian berdasarkan agama.

“Pemerintah juga harus mencegah, menyelidiki, dan menghukum aksi kekerasan terhadap individu yang berasal dari kelompok minoritas agama,” kata Kao.

Oleh karena itu, pengelola media sosial harus bertindak lebih menahan ujaran kebencian, salah satunya melalui penguatan moderasi konten. Sekjen ASEAN juga menegaskan pentingnya mendengarkan pihak yang paling terdampak ujaran kebencian dan menyempurnakan saluran pelaporan ujaran kebencian.

Selain itu, Kao mengatakan bahwa pihaknya akan terus mendorong dialog lintas agama dan lintas budaya di segala aspek untuk memajukan toleransi, perdamaian, penghargaan atas HAM, serta mencegah ujaran kebencian.

Ia juga menekankan pentingnya peran dialog lintas agama dan lintas budaya untuk membangun pemahaman keberagaman agama dan kebudayaan, khususnya dalam konteks geostrategis seperti Asia Tenggara.

“Sekolah, universitas, dan organisasi masyarakat maupun agama memiliki peran penting dalam memajukan pemahaman dan kolaborasi antaragama,” tutur Sekjen ASEAN.

Kao meyakini, generasi masa depan akan dapat hidup di dunia yang lebih terbuka dan saling menghargai, salah satunya dengan menerapkan kurikulum pendidikan yang lebih memerhatikan keberagaman dan mengembangkan wahana untuk dialog.

Baca juga: ASEAN dorong program dialog lintas agama untuk promosikan budaya
Baca juga: Sekjen tegaskan ASEAN senantiasa memainkan peran memelihara perdamaian
Baca juga: Sekjen ASEAN soroti pentingnya bangun komunitas ASEAN-China

 

Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024