Moskow (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Galuzin, saat mengomentari topik bakal ada konferensi tingkat tinggi (KTT) baru tentang Ukraina, mengatakan bahwa Moskow tidak menerima ultimatum dan tidak akan berpartisipasi dalam acara semacam itu. "Kami mengetahui niat rezim Kiev dan para mentor Baratnya untuk 'merehabilitasi diri' mereka atas kegagalan 'KTT perdamaian' di Burgenstock, Swiss pada pertengahan Juni tahun ini dan mencoba mengadakan acara serupa," katanya kepada Sputnik.

Galuzin juga menambahkan bahwa "mereka bahkan berpikir untuk mengundang Rusia."

"Lokasi spesifik belum ditentukan. Namun, geografi bukanlah hal yang mendasar. Yang lebih penting adalah kontennya, yang mana semuanya sangat jelas," kata Galuzin.

Dia mengatakan Rusia mendengar retorika yang sudah pernah didengar sebelumnya dengan harapan mendorong ultimatum 'formula Zelenskyy', dan juga melihat pengabaian yang disengaja terhadap inisiatif lain untuk menyelesaikan krisis Ukraina.

"Kami tidak menerima ultimatum semacam itu dan tidak akan berpartisipasi dalam 'KTT' semacam itu," kata Galuzin.

Sebelumnya, sebagaimana pernah disampaikan Anadolu, KTT perdamaian di Ukraina, berlangsung pada 15-16 Juni 2024 di Burgenstock, Swiss, dengan menghasilkan sebuah deklarasi.

KTT perdamaian itu digelar dengan tujuan untuk menemukan "pemahaman bersama" mengenai jalan menuju perdamaian, namun Rusia dan China tidak hadir.

Lebih dari 90 negara menghadiri perundingan tersebut, namun komunike bersama tersebut hanya didukung oleh 80 negara dan empat organisasi.

Sebanyak 16 negara dan organisasi, termasuk Indonesia, Libya, Arab Saudi, Thailand, India, Meksiko, Afrika Selatan, Brasil, dan Uni Emirat Arab abstain.

Sumber: Sputnik
Baca juga: Biden akan bertemu Zelenskyy pada KTT NATO di Washington
Baca juga: Dubes Vasyl harapkan RI menyusul teken komunike bersama KTT Ukraina
Baca juga: PM, Menlu Australia tidak akan hadiri KTT Perdamaian di Swiss


Penerjemah: Primayanti
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2024