Sesar Lembang merupakan salah satu sesar aktif yang paling dikenal di Indonesia dan berada di wilayah Jawa Barat.
Sesar atau patahan itu membentang sepanjang sekitar 29 kilometer dari barat hingga timur melintasi wilayah utara Kota Bandung, melewati daerah Lembang, dan memanjang hingga ke arah timur ke Kabupaten Bandung Barat.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sesar itu diperkirakan dapat menghasilkan gempa dengan magnitudo (kekuatan) 6,8 hingga 7.
Sesar Lembang terbagi menjadi dua bagian, yaitu segmen barat dan segmen timur. Pergerakan kedua segmen tersebut bisa menghasilkan dampak yang berbeda, bergantung kepada segmen mana yang bergerak.
Kajian terbaru dari para peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa Sesar Lembang mengalami pergeseran sekitar 3 hingga 5,5 milimeter per tahun.
Angka itu meningkat dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap patahan tersebut pada 2011, yang memprediksi laju pergeserannya sebesar 2 hingga 4 milimeter per tahun.
Lalu, wilayah mana saja yang akan terkena dampak jika Sesar Lembang aktif?
Overlay peta PGA dan peta permukiman menunjukkan zona Sesar Lembang mencakup lima kecamatan dan 42 desa. Tingkat bahaya akibat dampak sesar dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (ditandai dengan warna hijau tua), sedang (kuning), dan tinggi (merah).
Berikut wilayah-wilayah kecamatan yang terdampak oleh Sesar Lembang berdasarkan zona warna yang tercatat dalam data resmi.
Wilayah kecamatan dengan dampak rendah (zona hijau tua)
Sesar atau patahan itu membentang sepanjang sekitar 29 kilometer dari barat hingga timur melintasi wilayah utara Kota Bandung, melewati daerah Lembang, dan memanjang hingga ke arah timur ke Kabupaten Bandung Barat.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan sesar itu diperkirakan dapat menghasilkan gempa dengan magnitudo (kekuatan) 6,8 hingga 7.
Sesar Lembang terbagi menjadi dua bagian, yaitu segmen barat dan segmen timur. Pergerakan kedua segmen tersebut bisa menghasilkan dampak yang berbeda, bergantung kepada segmen mana yang bergerak.
Kajian terbaru dari para peneliti di Pusat Penelitian Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menunjukkan bahwa Sesar Lembang mengalami pergeseran sekitar 3 hingga 5,5 milimeter per tahun.
Angka itu meningkat dibandingkan dengan hasil penelitian terhadap patahan tersebut pada 2011, yang memprediksi laju pergeserannya sebesar 2 hingga 4 milimeter per tahun.
Lalu, wilayah mana saja yang akan terkena dampak jika Sesar Lembang aktif?
Overlay peta PGA dan peta permukiman menunjukkan zona Sesar Lembang mencakup lima kecamatan dan 42 desa. Tingkat bahaya akibat dampak sesar dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu rendah (ditandai dengan warna hijau tua), sedang (kuning), dan tinggi (merah).
Berikut wilayah-wilayah kecamatan yang terdampak oleh Sesar Lembang berdasarkan zona warna yang tercatat dalam data resmi.
Wilayah kecamatan dengan dampak rendah (zona hijau tua)
- Kecamatan Bojongsoang
- Kecamatan Baleendah
- Kecamatan Katapang
- Kecamatan Pamengpeuk
- Kecamatan Banjaran
- Kecamatan Majalaya
- Kecamatan Cileunyi
- Kecamatan Rancaekek
- Wilayah selatan dan timur Bandung Raya
Wilayah kecamatan dengan dampak sedang (zona kuning)
- Kecamatan yang berada di wilayah dengan jarak lebih dari 3 kilometer dari patahan
Wilayah kecamatan dengan dampak paling tinggi (zona merah)
- Kecamatan Padalarang
- Kecamatan Ngamprah
- Kecamatan Cisarua
- Kecamatan Parongpong
- Kecamatan Lembang
- Kecamatan Cimenyan
- Kecamatan Cilengkrang
- Kecamatan Lengkong
- Kecamatan Kiara Condong
- Kecamatan Buahbatu
- Kecamatan Regol
- Kecamatan Arcamanik
- Kecamatan Gedebage
- Kecamatan Ujung Berung
- Kecamatan Cibiru
Gempa yang terjadi akibat pergerakan Sesar Lembang dapat menyebabkan kerusakan dengan intensitas VII-VIII MMI atau yang setara dengan percepatan maksimum tanah sebesar 0,2 - 0,4 g. Intensitas skala VII-VIII MMI dapat menyebabkan goncangan yang sangat kuat dengan kerusakan yang bervariasi dari sedang hingga berat.
Potensi bahaya dan upaya mitigasi
Aktivitas Sesar Lembang bisa memicu gempa bumi dengan kekuatan yang cukup tinggi.
Gempa bumi yang diakibatkan oleh pergerakan sesar itu bisa berdampak luas, mengingat kepadatan penduduk dan vitalitas infrastruktur di sekitar wilayah tersebut.
Oleh karena itu, upaya mitigasi bencana sangat diperlukan. BMKG bersama dengan para peneliti geologi terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap aktivitas Sesar Lembang.
Penggunaan teknologi modern seperti seismograf dan GPS memungkinkan pendeteksian pergerakan kecil sekalipun sehingga peringatan dini bisa diberikan kepada masyarakat.
Sesar Lembang dengan potensi bahaya dan dampaknya yang cukup besar, mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur dari risiko gempa bumi.
Potensi bahaya dan upaya mitigasi
Aktivitas Sesar Lembang bisa memicu gempa bumi dengan kekuatan yang cukup tinggi.
Gempa bumi yang diakibatkan oleh pergerakan sesar itu bisa berdampak luas, mengingat kepadatan penduduk dan vitalitas infrastruktur di sekitar wilayah tersebut.
Oleh karena itu, upaya mitigasi bencana sangat diperlukan. BMKG bersama dengan para peneliti geologi terus melakukan pemantauan secara intensif terhadap aktivitas Sesar Lembang.
Penggunaan teknologi modern seperti seismograf dan GPS memungkinkan pendeteksian pergerakan kecil sekalipun sehingga peringatan dini bisa diberikan kepada masyarakat.
Sesar Lembang dengan potensi bahaya dan dampaknya yang cukup besar, mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dan mitigasi bencana untuk melindungi masyarakat dan infrastruktur dari risiko gempa bumi.
Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024