Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gempa 5,8 magnitudo yang mengguncang Bengkulu, pada Rabu malam pukul 22.32 WIB, akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan di Jakarta, Rabu malam.

Sebelumnya, BMKG menyampaikan wilayah Samudera Hindia Pantai Barat Sumatera, Bengkulu Utara, Bengkulu diguncang gempa.

Gempa tersebut terletak di laut pada ke dalaman 13 kilometer dengan koordinat 5.26 LS, 101.10 BT atau berjarak 130 kilometer dari arah Barat Laut Enggano, Bengkulu.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser naik (oblique thrust)," ujar Daryono.

BMKG menyatakan bahwa berdasarkan estimasi peta guncangan (shakemap), gempa itu menimbulkan guncangan di daerah Enggano, Bengkulu Utara dengan skala intensitas III - IV MMI, dimana getaran dirasakan nyata dalam rumah, baik di daerah Pagai Selatan dan Kepulauan Mentawai.

"Terasa getaran seakan-akan truk berlalu dan daerah Putri Hijau, Bengkulu Utara dengan skala intensitas II - III MMI. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu," ujarnya.

Meski begitu, hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut.

"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 23.20 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock)," jelas Daryono.

Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Selain itu, dia meminta agar masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," kata Daryono.

Baca juga: BMKG: Waspada angin kencang di sembilan kabupaten NTT hingga 15 Juli
Baca juga: Cara cek gempa terkini di BMKG

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2024