Kita akan terus melakukan pemantauan, intinya di kegiatan pasar dan distribusi,"

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan terus memantau kegiatan pasar dan proses distribusi barang terkait erupsi Gunung Kelud di wilayah Kediri, Jawa Timur.

"Kita akan terus melakukan pemantauan, intinya di kegiatan pasar dan distribusi," kata Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi, di Jakarta, kemarin.

Bayu mengatakan, saat ini khususnya di Yogyakarta masih belum terlihat adanya aktivitas distribusi yang diakibatkan dari abu vulkanik Gunung Kelud yang mencapai beberapa wilayah di luar Jawa Timur.

"Kegiatan di pasar berhenti karena debu vulkanik dan masyarakat lebih memilih berada di dalam rumah," kata Bayu.

Menurut Bayu, pihaknya juga telah melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah agar kegiatan di pasar dan distribusi barang bisa terpantau dan mendapatkan laporan terkait dampak letusan Gunung Kelud tersebut.

Bayu menjelaskan, beberapa waktu lalu juga terjadi bencana banjir di beberapa wilayah di Indonesia, dan yang menjadi perbedaan adalah bahwa banjir terjadi di dataran rendah sementara erupsi gunung api memiliki dampak yang berbeda.

"Untuk hortikultura, saya masih belum mengetahui tingkat kerusakan seperti apa terkait meletusnya Gunung Kelud," kata Bayu.

Gunung Kelud meletus pada pukul 22.50 dan 23.30 WIB Kamis (13/2), memuntahkan lahar dan hujan abu. Dampak letusan Gunung Kelud itu hingga menghentikan operasionalisasi penerbangan di Bandar Udara Ahmad Yani, Semarang, Bandar Udara Adi Sucipto, Yogyakarta, Bandara Adi Soemarmo, Solo, dan Bandara Juanda Surabaya.

Jumlah daerah terdampak Gunung Kelud pada radius 10 km, adalah 35 desa, sembilan kecamatan, tiga kabupaten (Blitar, Kediri, Malang). Jumlah penduduk terpapar 201.228 jiwa atau 58.341 Kepala Keluarga dengan rincian di Blitar 96.843 jiwa atau 28.003 KK, di Kediri 58.842 jiwa atau 17.134 KK, dan Malang 45.543 jiwa atau 13.204 KK.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014