Jakarta (ANTARA News) - Petinju Indonesia Chrisjon membuktikan bahwa dirinya masih menjadi yang terbaik di kelas bulu versi Asosiasi Tinju Dunia (WBA), setelah mengalahkan petinju Panama Renan Acosta dengan angka telak dalam pertandingan di Gelanggang Olah Raga (GOR) Sumantri Brodjonegoro Jakarta, Sabtu malam. "Kalau Chrisjon masih mempunyai nafas panjang, Acosta bisa mencium kanvas pada ronde ketujuh itu, tapi petinju kita tidak memiliki pukulan yang mematikan dan harus banyak latihan lagi," kata mantan juara dunia kelas welter versi Federasi Tinju Internasional (IBF), Ellyas Pical, yang menyaksikan pertarungan itu. Chrisjon, yang kelahiran Banjarnegara (Jawa Barat) 26 tahun lalu, di bawah ronde keempat terlihat sempat kelabakan menghadapi serangan upper-cut petinju Panama yang mencari sasaran pada bagian perut. Melalui permainan jarak pendek, kedua petinju saling melancarkan pukulan, dan bahkan Chrisjon banyak menyarangkan hook kanannya ke rahang Acosta. Namun, pukulan Chrisjon --layaknya dikomentari Ellyas Pical-- tidak mematikan, sehingga lawan masih bisa bermain jarak pendek, walaupun jangkaun pukulan Chrisjon lebih pendek lima senti meter. Acosta yang bermain gaya terbuka agaknya kurang dimanfaatkan Chrisjon, dan petinju Indonesia itu terlihat mulai kehabisan nafas pada ronde ketujuh. Mantan juara dunia asal dari Indonesia, Nico Thomas, menilai Chrisjon tidak menunjukkan kemajuan yang berarti, walaupun telah lima kali mempertahankan juara dunia. Bahkan, katanya, dengan berlatih di Australia juga tidak menunjukkan prestasi sebagai petinju dunia, padahal lawannya masih berada diperingkat 13. "Chrisjon belum dapat dikatakan sebagai juara dunia sejati, karena lawan yang dihadapinya hanya dimenangkan dengan angka dan bukan KO," kata salah seorang pengamat tinju profesional yang akrab dipanggil Bang Ucok itu. Chrisjon pun mengakui lawan yang dihadapinya cukup tangguh, dan sulit untuk dipukul roboh. "Saya sudah mempersiapkan diri selama tiga bulan, tapi gagal memukul KO. Acosta memang lawan yang tangguh, Kemenangan ini hadiah ulang tahun buat Pak SBY," kata Chris. SBY yang dimaksudnya adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang 9 September 2006 berulang tahun ke-57. Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Adhyaksa Dault, yang menyaksikan langsung pertandingan itu bersama Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Agum Gumelar, menyatakan bahwa dirinya sangat senang Chris bisa mempertahankan gelarnya sebagai juara dunia. "Apa yang dikatakan Chris bahwa kemenangannya ini hadiah buat ulang tahun Pak Presiden akan saya sampaikan nanti, dan juga meminta waktu untuk bertemu," demikian Adhyaksa. (*) (Foto dari Kiri ke Kanan : Chrisjon dan Renan Acosta saat timbang badan jelang pertandingan)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006