Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis bedah plastik subspesialis bedah plastik rekonstruksi dan estetik RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan bahwa masalah dana dan sesi konsultasi bersama orang tua seringkali menjadi tantangan bagi pasien melakukan revisi bibir sumbing.
“Revisi bibir sumbing itu kalau dikatakan perlu atau tidaknya, menurut saya itu perlu ya. Tapi ini kendalanya kadang kalau kita tanya secara pribadi, biasanya kendalanya karena khawatir biaya mahal,” kata dr. Kristaninta Bangun, Sp.B.P.R.E., Subsp.K.M (K) dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu.
Kristan menuturkan seringkali orang tua dari pasien khawatir jika biaya melakukan revisi bibir sumbing lebih mahal dari operasi sebelumnya. Akibatnya, operasi yang harusnya segera dilakukan baik pada pasien anak maupun dewasa jadi tertunda dalam beberapa waktu.
Baca juga: IDI gelar bakti sosial operasi bibir sumbing peringati HBDI ke-16
Penundaan tersebut tentunya bakal berdampak pada kualitas hidup pasien, terutama untuk pasien yang sudah berusia dewasa. Ia menjelaskan pasien mungkin masih mengalami kesulitan mengunyah atau menelan, seringkali makanan atau minuman yang dikonsumsi keluar dari celah mulut sampai dengan tingkat kepercayaan diri yang makin menurun.
Tantangan selanjutnya berkaitan dengan komunikasi dua arah yang dilakukan bersama orang tua selama sesi konsultasi. Kristan bercerita dalam beberapa sesi konsultasi pada kasus anak-anak, keduanya lebih banyak menyampaikan keluhan dibandingkan pasien sendiri.
“Menurut saya untuk revisi bibir sumbing pada anak yang perlu diyakinkan itu orang tuanya. Seringkali anak itu belum sadar (soal penampilan), intinya kalau masih kurang, kita masih bisa lakukan perbaikan. Tapi cuma beda satu dua mili saja orang tua itu sudah terganggu,” katanya.
Baca juga: 20 warga Ambon jalani operasi bibir sumbing gratis
Lebih lanjut Kristan menyatakan bahwa orang tua atau anggota keluarga pasien yang ingin melakukan revisi bibir sumbing tidak perlu khawatir soal biaya. Masyarakat kini dapat melakukan operasi yang biayanya ditanggung oleh BPJS.
Ia menjelaskan keluarga dapat mengajukan rujukan yang biasanya dilakukan di RSUD terdekat ke RSCM, agar segera mendapatkan tindakan sesuai dengan kondisi pasien.
Sementara terkait dengan sesi konsultasi, Kristan meyakinkan bahwa orang tua tidak perlu ragu karena beberapa rumah sakit seperti RSCM, telah memiliki tim tersendiri untuk menangani operasi revisi bibir sumbing.
Baca juga: RSUD Tamansari buka pendaftaran operasi gratis bibir sumbing
Dikarenakan dalam prosesnya perlu memastikan banyak hal, maka tindakan operasi baru akan dilakukan setelah dokter yang bersangkutan berdiskusi dengan dokter dari departemen lain seperti THT, rehabilitasi medis sampai psikolog, guna mengetahui adanya masalah lain seperti trauma atau gangguan fisik lain yang disebabkan oleh bibir sumbing.
Orang tua juga diharapkan agar tidak menunjukkan keluhannya di depan pasien anak, agar kepercayaan diri si anak tidak berkurang akibat penampilannya yang mungkin dinilai berbeda dari anak-anak dalam kondisi normal.
“Yang penting anak itu diberikan keyakinan bahwa dia punya kelebihan dalam berbagai hal lain selain kekurangannya, jadi bisa mencegah dia tidak percaya diri karena penampilannya,” saran dr. Kristan.
Baca juga: RSUI-PUN gelar operasi katarak dan bibir sumbing-celah lelangit
Baca juga: Ketahui apa itu bibir sumbing dan lelangit serta cara pengobatannya
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024