Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengungkapkan rasa syukurnya karena polemik pemecatan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Prof. Budi Santoso selesai setelah Budi kembali diangkat sebagai dekan.

"Alhamdulillah, sudah selesai kan ya masalahnya," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Nadia mengatakan, terkait kemungkinan uji publik tentang rencana pemerintah mendatangkan dokter asing menyusul polemik tersebut, sudah ada partisipasi publik dalam proses pembuatan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan.

Pada Selasa (9/7) Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Mohammad Nasih membatalkan keputusan pemberhentian Prof Budi Santoso sebagai Dekan Fakultas Kedokteran. Nasih mengatakan, pembatalan keputusan pemberhentian dilakukan usai ia menerima surat dari Prof Bus, sapaan Prof Budi Santoso.

Guru besar ilmu ekonomi Unair itu menegaskan Prof Bus kembali berkantor sebagai dekan pada Rabu. Ketika disinggung soal dasar pemberhentian terhadap Prof Bus, Nasih enggan menjelaskan secara rinci, dan hanya menyebut bahwa saat ini pihaknya fokus terhadap masa depan Unair.

Menurut dia, dinamika yang kemarin terjadi adalah hal yang biasa, layaknya orang pacaran yang bisa tiba-tiba putus.

"Ini kan biasa saja. Jadi sampean ketemu, pacaran, terus ada masalah apa tiba-tiba putus, kan biasa kan. Jadi tidak usah baperan," katanya.

Adapun Prof Budi mengatakan, dirinya bersyukur polemik tersebut sudah berakhir. Dia pribadi meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi kepada Rektor Unair. Budi juga bersyukur Rektor Unair telah memaafkan dan memberinya kesempatan kembali sebagai Dekan Fakultas Kedokteran.

"Saya secara pribadi mengaturkan permohonan maaf kepada bapak rektor, mungkin saya bermaksud untuk mewakili diri pribadi tapi mungkin terlalu kelewatan, sehingga daya menggunakan institusi, ini yang mungkin salah saya," katanya.

Sebelumnya Prof Budi Santoso diberhentikan sebagai Dekan FK Unair terkait pernyataannya yang tidak menyetujui dokter asing didatangkan ke Indonesia. Menurut Budi, 92 fakultas kedokteran di Indonesia mampu menciptakan dokter-dokter yang kualitasnya tak kalah saing dengan dokter asing.

Baca juga: Rektor Unair batalkan pemberhentian Prof Bus sebagai Dekan FK

Baca juga: Kemenkes tak punya wewenang berhentikan Dekan FK Unair

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024