Jakarta (ANTARA News) - Perjalanan Erros Djarot selama 40 tahun di dunia seni Indonesia dirangkum dalam sebuah konser bertajuk "40 Tahun Erros Djarot Berkarya", Jumat (14/2) malam.

Menceritakan kisah karier Erros, penulis Mira Lesmana tidak terpaku pada kronologis perjalanan karier seniman kelahiran Rangkasbitung, 22 Juli 1950 ini. Mira membagi kiprah Erros dalam segmen "Sang Sutradara", "Sang Redaktur", dan tentu "Sang Musisi".

"'Tjoet Nja' Dien' bukan film biasa. Itu adalah sikap dari seorang Erros Djarot. Film itu memakan waktu yang panjang dan penuh tantangan, butuh tiga tahun," kata Christine Hakim, yang membawakan narasi singkat tentang film besutan Erros Djarot tahun 1988 itu.

The S.I.G.I.T tampil mewakili musik Erros pada masa ia menjadi sutradara. Mereka membawakan dua lagu, salah satunya adalah "Kembalikan Masa Depanku". Musik The S.I.G.I.T yang beraliran psychdelic rock berpadu dengan alunan orkestra Erwin Gutawa.

Hasilnya, Rekti Yoewono, Farri Icksan, Acil Armando, dan Adit Bagja yang kental dengan permainan gitar dan distorsinya, sedikit melembut ketika bermain dengan Erwin Gutawa.

Giliran Andy F Noya, melalui video, mengisahkan Erros Djarot ketika mendirikan Tabloid Detik. Setahun setelah berdiri, Tabloid Detik dibredel tahun 1994 karena menceritakan kondisi saat itu dengan lugas dan lantang .

"Setelah itu banyak yang tidak tahu apa yang dilakukan Erros Djarot setelah pembredelan. Ia menuangkan kegelisahannya dalam album Detik yang tidak beredar secara komersial," kata Andy.

Masa Erros berkecimpung di dunia jurnalistik itu dibawakan oleh Musikal Laskar Pelangi.

Dalam salah satu adegan, latar belakang video memutar ilustrasi demonstrasi massa di ibukota. Calon-calon pemimpin berorasi menyuarakan janji-janji mereka dengan lantang.

Lagu bertema politik juga dibawakan oleh Iwan Fals, berjudul "Perubahan".

"Setiap Pemilu, jangan milih yang itu-itu. Janganlah mau lewat Pemilu, yang ada hanyalah perjannjian. Kita inginkan perubahan. Perubahan, bukan pergantian," begitu penggalan lirik yang dibawakan Iwan malam itu.

"Hati-hati jangan sampai salah pilih. Gara-gara lima menit, sial lima tahun," kelakar Iwan usai membawakan lagu tersebut.

Erros menjanjikan sebuah lagu baru untuk konser "40 Tahun Erros Djarot Berkarya". Lagu barunya itu diberi judul "Indonesia". Trio Eka Deli, Lea Simanjuntak, dan Dira Sugandi.

Tiba lah saat yang dinanti penonton yang memenuhi JCC Plennary Hall. Erwin Gutawa memainkan lagu-lagu yang terdapat dalam album Erros yang paling dikenang, "Badai Pasti Berlalu".

Glenn Fredly, Marcell Siahaan, Eva Celia, dan Once Mekel, bergantian membawakan "Pelangi", "Matahari", "Serasa", dan "Merpati Putih".

Berlian Hutauruk akhirnya menutup konser malam itu dengan membawakan "Badai Pasti Berlalu".

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014